A. Definisi
Ginggatisme hampir selalu merupakan akibat sekresi
berlebihan GH sebelum epifisis bersatu. Pada masa hidup selanjutnya kegagalan
hipofisis cenderung terjadi dan oleh karenanya penderitanya biasanya tidak
kuat, agresif, atau jantan. (David, dkk. Lecture Notes Kedokteran Klinis).
Gigantisme
dan akromegali adalah kelainan yang disebabkan oleh karena sekresi hormone
pertumbuhan (HP) atau Growth Hormon (GH) yang berlebihan. (Ilmu Penyakit Dalam,
Jilid 1, edisi 3).
Gigantisme
dan akromegali merupakan peningkatan hormone protein dalam banyak jaringan,
meningkatkan penguraian asam lemak dan jaringan adipose dan kadar glukosa
darah. (Keperawatan Medikal Bedah, Bruner&Suddarth, 2001)
Gigantisme adalah kondisi seseorang
yang kelebihan pertumbuhan, dengan tinggi dan besar yang diatas normal.
Gigantisme disebabkan oleh kelebihan jumlah hormon pertumbuhan. Tidak terdapat definisi
tinggi yang merujukan orang sebagai "raksasa." tinggi dewasa.
Gigantisme adalah pertumbuhan tidak
normal besar karena kelebihan hormon pertumbuhan selama masa kanak-kanak,
sebelum piring pertumbuhan tulang telah ditutup.
B. Etiologi
Terdapat sekresi GH berlebihan akibat adenoma
hipofiis. GH menyebabkan pertumbuhan berlebihan dari jaringan lunak, termasuk
kulit, lidah, dan visera serta tulang. Hormon ini memiliki sifat antiinsulin.
(David, dkk. Lecture Notes Kedokteran Klinis)
Penyebab
ginggatisme dapat digolongkan sebagai berikut :
1.
Ginggatisme
primer atau hipofisi, imana penyebabnya adalah adenoma hipofisis
2.
Ginggatisme
sekunder atau hipothalamik, disebabkan oleh karena hipersekresi GHRH dari
hipothalamus
3.
Ginggatisme
primer yang disebabkan oleh tumor ektropik (paru, pankreas, dll) yang
mensekresi GH atau GHRH
Melihat besarnya tumor,
adeoma hipofisis dapat dibedakan menjadi 2 :
1.
Mikroadenoma
: tumor dengan diameter lebih kecil dari 10 mm
2.
Makroadenima
: tumor dengan diameter lebih besar dari 10 mm
C. Patofisiologi
Pada orang muda denga epifisis terbuka. Produksi GH
yang berlebihan mengakibatkan gigantisme.Gigantisme adalah suatu kelainan yang
disebabkan karena sekresi yang berlebih dari GH, bila kelebihan GH terjadi
selama masa anak-anak dan remaja, maka pertumbuhan longitudinal pasien sangat
cepat, dan pasien sangat cepat akan menjadi seorang raksasa. Setelah
pertumbuhan somatic selesai, hipersekresi GH tidak akan menimbulkan gigantisme,
tetapi menyebabkan penebalan tulang-tulang dan jaringan lunak. kelebihan
hormone pertumbuhan ini terjadi setelah masa pertumbuhan lewat atau lempeng
epifisis menutup. Hal ini akan menimbulkan penebalan tulang terutama pada
tulang akral.
D. Manifestasi
Klinis
Adapun
manifestasi klinis yang dapat ditemukan adalah sebagai berikut
:
·
Keabnormalan skeletal
dan tanda-tanda intoleransi glukosa seperti yang terlihat pada penderita
akromegali
·
Pembesaran tumor
pituitari (yang menyebabkan hilangnya hormon trofik lain, misal hormon yang
menstimulasi tiroid, hormon yang menstimulasi folikel dan kortikotropin).
·
Manusia dikatakan berperawakan raksasa (gigantisme) apabila tinggi
badan mencapai dua meter atau lebih. Ciri utama gigantisme adalah perawakan
yang tinggi hingga mencapai 2 meter atau lebih dengan proporsi tubuh yang
normal. Hal ini terjdi karena jaringan lunak seperti otot dan lainnya tetap
tumbuh.
·
Gigantisme dapat disertai gangguan penglihatan bila tumor membesar
hingga menekan khiasma optikum yang merupakan jalur saraf mata.
E. Pemeriksaan
Diagnostik
·
Pengukuran
kadar GH melalui radioimmunoassay, kadarnya hanya meningkat pada penyakit aktif
dan tidak ditekan oleh glukosa pada tes toleransi glukosa standar.
·
Perimetri
untuk mencari defek lapang pandang visual bitemporal (50%)
·
Rontgen
tengkorak untuk melihat pembesaran sella, erosi prosesus klinoid, alur
supraorbtal, dan rahang bawah. lantai fosa hpofisis biasanya tampak mengalami
erosi menjadi ganda pada tomogram tampak lateral.
·
CT
scan atau MRI untuk melihat ekstensi suprasellar
·
Rontgen
tangan untuk mencari bentuk lempeng pada falang distal dan peningkatan jarak
rongga antara sendi karena hipertrofi
kartilago. Bantalan tumit biasanya menebal. Tes ini lebih memiliki unsur
menarik daripada diagnostik
·
Kadar
glukosa serum bia meningkat
·
Kadar
fosfat dalam serum saat puasa bisa meningkat namun tidak memiliki manfaat
diagnostik
·
Rontgen
dada dan EKG bisa menunjukkan hipertrofi ventrikel kiri akibat hipertensi.
(David, dkk. Lecture Notes Kedokteran Klinis)
(David, dkk. Lecture Notes Kedokteran Klinis)
·
Kadar
serum hGh yang diukur dengan radioimmunoassay biasanya naik
·
Uji
supresi glukosa tidak bisa menekan kadar hormon sampai dibawah jumlah normal
yang dapat diterima, yaitu 2 ng/ml
·
Sinar
X tengkorak, computed tromography (CT) Scan, arteriografi, dan magnetic
resonance imaging menentukan keberadaan dan perluasan lesi pituitari
·
Sinar
X tulang menunjukkan penebalan kranium (terutama tulang frontal, oksipital dan
parietal) dan penebalan tulang panjang, serta osteoartritis ditulang belakang.
(http://forum.kompas.com/kesehatan/34004-mengenal-penyakit-akromegali-dan
gigantisme.html, diunduh 14 Maret 2013 pkl. 11.45)
F.
Komplikasi
Bedah
dan radiasi dapat menyebabkan keduanya rendahnya tingkat hormon hipofisis
lainnya, yang dapat menyebabkan:
·
Adrenal
insufisiensi
·
Diabetes
insipidus (jarang)
·
Hipogonadisme
·
Hypothyroidisme
(A.D.A.M. Encyclopedia medis)
G. Penatalaksanaan
Medis
·
Kraniatomi
(David,
dkk. Lecture Notes Kedokteran Klinis)
Hipofisektomi kranial atau transfenoidal atau terapi
radiasi pituitari dilakukan untuk membuang tumor yang mendasar
·
Penggantian
hormon tiroid dan gonadal dan kortison dilakukan sesudah pembedahan
·
Bromocriptine
(parlodel) dan octreotide (sandostatin) digunakan untuk menghambat hGh.
FORMAT PENGKAJIAN
BIODATA PASIEN
- Nama : An.A
- Umur : 10 tahun
- Jenis Kelamin : Laki-laki
- No. Register : 1234 56 78
- Alamat : Jl. Senggol Cc
- Status Perkawinan : Belum Kawin
- Keluarga terdekat : Ibu
- Diagnosa Medis : Gigantisme
ANAMNESE
- Riwayat Keperawatan
1.
Riwayat kesehatan
sekarang
a) Keluhan
utama : Tinggi
badannya terus tumbuh dan Berat badannya
terus naik
b)
Kronologis keluhan : ibu klien mengeluhkan
anaknya yan berUsia 10 tahun mengalami ketidak normalan, tinggi badan terus bertambah 170 cm Berat badannya terus naik hingga 70 kg ,
lalu dibawa keklinik.
c) Faktor
pencetus : Kelebihan
hormon GH
d)
Timbulnya keluhan : ( ) mendadak ( v ) bertahap
e)
Lamanya : -
2.
Upaya mengatasi : -
3.
Riwayat kesehatan masa
lalu
a)
Riwayat alergi (obat,
makanan, binatang, lingkungan)
Keluarga mengatakan klien
tidak mempunyai alergi obat, makanan, binatang maupun lingkungan
b)
Riwayat kecelakaan
Tidak ada
c)
Riwayat dirawat di
Rumah Sakit (kapan, alasan, berapa lama)
Keluarga klien
mengatakan klien tidak pernah dirawat di Rs
sebelumnya
d)
Riwayat pemakaian obat
Tidak ada
4.
Riwayat Kesehatan
Keluarga
Tidak ada
- Pemeriksaan Fisik Umum
1.
Berat badan : 70 Kg
2.
Tinggi badan : 170 cm
3.
Tekanan darah : 130/90 mmhg
4.
Nadi : 68x/menit
5.
Frekuensi nafas : 24x/menit
6.
Suhu tubuh :
36,5
oc
- Pemeriksaan Fisik sistem Pernafasan
1.
Inspeksi
a.
Bentuk torak : ( v ) Normal chest ( )
Pigeon chest
(
) Funnel chest ( ) Barrel chest
b.
Susunan ruas tulang
belakang : ( - ) Kyposis
( - ) Scoliosis
( - ) Lordosis
c.
Bentuk dada ( ) simetris
( v ) asimetris
e.
Retraksi
suprastrenal ( - ), Sternomastoid (- ), Pernafasan cuping hidung ( - )
f.
Irama Nafas : (
v ) teratur ( ) tidak teratur
g.
Jenis pernafasan
: ( ) Eupnea ( ) Takipneu ( )
Bradipnea
(
) Apnea ( ) Chene Stokes ( ) Biot’s/ Kusmaul
h. Kedalaman nafas :
( ) dalam ( )
dangkal
i.
Batuk : (
- ) Ya ( - ) Tidak
j.
Sputum : ( - )
putih (
- ) kuning ( - ) hijau (
- ) darah
k. Konsistensi : (
- ) kental ( - ) encer
2. Palpasi
Pemeriksaan taktil / vocal
fremitus : getaran antara kanan dan kiri teraba (sama/tidak
sama).
Lebih bergetar di sisi -
3. Perkusi
( - )
sonor ( - )
hipersonor ( - )
dullness
4. Auskultasi
a. Suara nafas
-
Area Vesikuler : ( bersih /
halus / kasar)
-
Area Bronchial : ( bersih
/ halus / kasar)
-
Area
Bronkovesikuler: ( bersih / halus / kasar)
b. Suara Ucapan
Terdengar : ( - ) Bronkophoni (
- ) Egophoni ( - ) Pectoriloqy
c. Suara tambahan
Rales ( - ),
Ronchi ( - ), Wheezing ( - ), Pleural friction rub ( - )
- Pemeriksaan Fisik sIstem Kardiovaskuler
1. Inspeksi
a. Ictus cordis (
- ) Pelebaran -
cm
b. Warna kulit : ( ) pucat (
- ) cyanosis
c. Pengisian Kapiler :
>3 detik
d. Distensi Vena Jugularis : ( ) Ya (
v ) Tidak
2. Palpasi
a. Pulsasi / ictus cordis pada dinding torak teraba :
( v )
lemah ( - ) kuat ( - )
tidak teraba
b. Temperatur kulit : (
- ) hangat ( v ) dingin
c. Edema : (
- ) Ya (
- ) tidak
( - )
tungkai atas ( - ) tungkai bawah ( - ) skrotalis
( - )
periorbital ( - )
wajah ( - ) anasarka
3. Perkusi
Batas-batas jantung normal
adalah :
Batas atas: normal ( N = ICS II )
Batas bawah : normal (
N = ICS V )
Batas kiri : normal ( N = ICS V Mid Clavikula Sinistra )
Batas kanan : normal (
N = ICS IV Mid Sternalis Dextra )
Keluhan lain terkait dengan jantung :
Nyeri dada :
( - ) Ya
Timbul saat :
( -
) Aktifitas
Karakteristik :
( - ) seperti ditusuk-tusuk
(
- ) seperti terbakar
( - )
seperti tertimpa benda berat
Hilang nyeri saat :
( - ) istirahat ( - ) dengan
obat
Durasi nyeri :
( -
) <30 menit ( - ) >30 menit
Lokasi nyeri :
( - ) Epigastrum
(
- ) Thorax (menjalar dari dada,
punggung, lengan kiri)
E. Pemeriksaan Fisik
Sistem
Imun
Hematologi
1. Gangguan Hematologi
( v ) Pucat ( ) Echimosis ( ) Spider Navy
(
) Petechie ( ) Epistaksis ( )
Pruritus
(
) Purpura ( ) Perdarahan Gusi ( ) Stomatis
(
) Candidiasis
2. Bibir (MukosaMulut)
( )
Ulserasi (Pecah-Pecah) ( ) Merah Pucat
(
) Sianosis ( ) Gingivitis
(
) Stomatitis (Sariawan)
- Pemeriksaan Fisik Sistem Neurobehavior
1.
Inspeksi : Amati Adanya
( - ) Kejang (
- ) Paraplegia
( - ) Parase ( - ) Tetraplegia/Parase
(
- ) Paralisis (
- ) Hemiparese/Plegi
(
- ) Diplegia
(
- ) Twizing
2.
Penilaian Tingkat
Kesadaran
a.
PenilaianKualitatif
(
v ) Compos Mentis (
) Sopor
( ) Apatis ( ) Koma
( ) Somnolen ( ) Soporcoma
b.
Penilaian Kuantitatif
(GCS/Glasgow Coma Scale)
·
Membuka Mata (E)
Spontan :
4
Dengan di AjakBicara : 3
Dengan Rangsangan Nyeri : 2
TidakMembuka :
1
·
Respon Verbal (V)
TerdapatKesadarandan Orientasi : 5
BerbicaraTanpaKacau : 4
BerkataTanpaArti : 3
HanyaMengerang : 2
Tidak Ada Suara : 1
·
ResponMotorik (M)
SesuaiPerintah : 6
TerhadapRangsanganNyeri :
1.
TimbulGerakan Normal : 5
2.
FleksiCepatdanAbduksiBahu : 4
3.
FleksiLenganDenganAbduksiBahu : 3
4.
EkstensiLengan,
Adduksi, Endorotasi
Bahu, PronasiLenganBawah :
2
5.
Tidak Ada Gerakan : 1
Setelah Dilakukan Scoring
MakaDapat di Ambil Kesimpulan
:
(
Compos Mentis / Apatis / Somnolen / Delirium
/ Sporo Coma / Coma)
3.
MemeriksaTanda-Tanda Peningkatan Tekanan Intrakranial (TIK) :
( - ) Nyeri Kepala Hebat
(
- ) Muntah Proyektil
(
- ) Edema Pupil
4.
Pemeriksaan 12 Saraf Cranialis ( Fungsi Motorik & Fungsi Sensorik)
a.
Nervus I : Olfaktorius (Pembau) (
- )
b.
Nervus II : Opticus
( Penglihatan) ( - )
c.
Nervus III :
Ocumulatoris (
- )
d.
Nervus IV :
Throclearis (
- )
e.
Nervus V : Thrigeminus
( - )
·
Cabang Optalmicus : ( - )
·
Cabang Maxilaris : ( - )
·
Cabang Mandibularis : ( - )
f.
Nervus VI : Abdusen ( - )
g.
Nervus VII : Facialis ( - )
h.
Nervus VIII : Akustikus/ Vestibula Choclearis ( - )
i.
Nervus IX : Glosopharingeal ( - )
j.
Nervus X : Vagus ( - )
k.
Nervus XI : Accessorius ( - )
l.
Nervus XII : Hypoglosal ( - )
5.
Pemeriksaan Tanda Meningeal
a.
Reflek Brudzinski
I (+
/ - )
b.
Reflek Brudzinski
II (+ / - )
c.
Kaku Kuduk (+/ - )
d.
Tes L aseque (+/ - )
e.
Tes Kernig (+/
- )
6.
Pemeriksaan Kekuatandan Tonus Otot:
Skala MRC (0-5)
5 (100%) : Kekuatan Normal
4 (75%) :
Dapat Menggerakan Sendi Dengan Aktif dan Melawan Tahanan
3 (50%) :
Dapat Menggerakan Anggota Gerak Untuk Menahan Berat (Gravitasi)
2 (25%) :
DapatMenggerakanAnggotaGerakTanpaGravitasi (Tangan Bergeser)
1
(10%) : Terlihat Atau Teraba Getaran Kontraksi Otot Tapi Tidak Ada Gerakan Sama sekali
0 (0%) :
Paralisis, Tidak Ada Kontraksi
Otot Sama Sekali


Ext. Kanan Bawah Ext. KiriAtas
5
5 5 5 5 5 5 5
7.
Pemeriksaan Status
Mental – Emosional
a.
Penampilan
(
) TidakRapi (v
) Penggunaan Pakaian Tidak Sesuai
(
) Cara Berpakaian Tidak Seperti Biasanya
b.
Pembicaraan
(
) Cepat ( ) Keras ( )
Gagap ( ) Inkoheren
( v ) Apatis ( ) Lambat ( v
) Membisu
(
) Tidak Mampu Memulai Pembicaraan
c.
Aktivitas Motorik
( v ) Lesu ( ) Tegang (
v ) Gelisah ( ) Agitasi
(
) Tik ( ) Grimasen (
v ) Tremor ( ) Kompulsif
d.
Alam Perasaan
(
v ) Sedih ( ) Ketakutan (
v ) Putus Asa
(
) Khawatir ( ) Gembira Berlebihan
e.
Afek
(
v ) Datar ( ) Tumpul ( ) Labil ( ) Tidak Sesuai
f.
Iteraksi Selama Wawancara
(
) Bermusuhan ( v ) Tidak Kooperatif ( ) Mudah Tersinggung
(
) Kontak Mata Kurang
( ) Defensif ( ) Curiga
g.
Tingkat Kesadaran
(
- ) Bingung (
- ) Sedasi (
- ) Stupor
Disorientasi :
( v ) Waktu ( ) Tempat ( ) Orang
h.
Memori
(
) Gangguan Daya Ingat Jangka Panjang
(
) Gangguan Daya Ingat Jangka Pendek
(
) Gangguan Daya Ingat Saat Ini
i.
Pola Pertahanan Diri : Bagaimana Mekanisme Koping Klien Dalam Mengatasi Masalahnya :
Adaftif Maladaftif
(
v ) Bicara Dengan
Orang lain ( -
) Menolak Minum Obat
(
- ) Mampu Menyelesaikan Masalah ( v) ReaksiLambat / Berlebih
( - ) Teknik Relaksasi ( - ) Kerja Berlebihan
( - ) Aktivitas Konstruktif ( - ) Menghindar
( - ) Olahraga ( - ) Mencederai Diri
( - ) Lainnya……………………………………………………….
8.
Tingkat KecemasanKlien
: BerdasarkanCiri-CiriFisiologis, Kognitif, Emosi/Perilaku .
Cek List ( v ) Kondisi Klien Yang
Sesuai :
ANSIETAS RINGAN
|
ANSIETAS SEDANG
|
ANSIETAS BERAT
|
PANIK
|
Fisiologis
( - ) Tanda-Tanda Vital Normal
( - ) Tekanan Otot Minimal
( - ) Pupil Normal
( v ) Gelisah
( - ) Susah Tidur
( - ) Hipersensitif Terhadap
Suara
|
Fisiologis
( v ) Tanda-Tanda Vital Normal Atau Sedikit Meningkat
( - ) Adanya Ketegangan
( v) Mungkin Menjadi Kurang Nyaman
( - ) Diaporesis
( v ) Sakit Kepala
( ) Mulut Kering
( ) Sering BAK
|
Fisiologis
( - ) Tanda-Tanda Vital
Meningkat
( - ) Keringat Berlebihan
( ) Sering BAK
( ) Mulut Kering
( v ) Nafsu Makan Menurun
( - ) Dilatasi Pupil
( - ) Indera Yang Dipengaruhi :
Pendengaran Berkurang, Sensasi Nyeri
Turun
( - ) Sakit Kepala Hebat
( - ) Mual
( ) Vertigo,
( ) Takikardi
( - ) Nyeri Dada, Gemetar
|
Fisiologis
( v ) Seseorang Menjadi Pucat
( ) Tekanan Darah Menurun,
Hipotensi
( ) Koordinasi Otot Buruk, Nyeri, Sensasi Pendengaran Minimal.
( ) Dilatasi Pupil.
|
ANSIETAS RINGAN
|
ANSIETAS SEDANG
|
ANSIETAS BERAT
|
PANIK
|
Kognitif
( - ) Lapang Persepsi Tidak
Menyempit
( - ) Sadar Terhadap Stimulus
Internal Dan Lingkungan Yang Lain
( - ) Perhatian Berkurang Tapi
Masih Terkontrol, Penyelesaian Masalah
Efektif, Peningkatan Kemampuan Belajar
|
Kognitif
( - ) Berjaga-Jaga, Persepsi
Menyempit, Terfokus
( - ) Bagian Optimal Untuk
Menyelesaikan Masalah dan Belajar
( - ) Penuh Perhatian
|
Kognitif
(- ) Lapang Persepsi Sangat
Menyempit
(
) Sulit Memecahkan Masalah
( - ) Perhatiannya Terpilih (
Fokus PadaSatu Kelompok)
( ) Tidak Dapat
Menyelesaikan Tugas
|
Kognitif
( ) Persepsi Menyebar Atau
Tertutup
( ) Tidak MampuMenerima
Stimulus
( ) PenyelesaianMasalahdanBerpikirLogisTidakMampuDilakukan
( ) PersepsiAtauTentangDiri,
LingkunganAtauKejadianTidakRealistis.
( ) Kehilangan Cara Berpikir
Yang Rasional
|
Emosi / Perilaku
(- ) Perasaan Relatif nyaman,
Relek, Tenang
( - ) Melakukan Kegiatan
Sehari-Hari Tanpa Terganggu, Motivasi Meningkat
|
Emosi / Perilaku
( - ) Perasaan Siaga dan
Menantang, Penuh Semangat
( - ) Mengajak Dalam Kegiatan
Yang Kompetitif, dan Belajar Ketrampilan Baru
( - ) Suara Dan Ekspresi Wajah
Penuh Perhatian
|
Emosi / Perilaku
( ) Merasa Terancam, Terkejut
Dengan Stimulus Baru, Merasa Beban Yang Terlalu Berat
(- ) Aktivitas Mungkin
Meningkat Atau Menurun
( - ) Mungkin Tampak Dan Merasa
Depresi
( -) Menunjukkan Penolakan,
Mengeluh Sakit, Menjadi Lekas Marah
|
Emosi / Perilaku
( ) Merasa Perlu Bantuan
Terhadap Segala Kehilangan Kontrol
( ) Mungkin Menjadi Marah,
Menakutkan, Menarik Diri, Menangis Atau Lari
Dari Masalah
( ) Tidak Dapat Berkomunikasi
Secara Verbal
( ) Mungkin Delusi Atau
Halusinasi.
( ) Mungkin Mencoba Bunuh
Diri
|
- Konsep Diri Klien :
a.
Gambaran Diri : Merasa Berbeda Dengan
Teman Sebayanya
b.
Identitas : Anak
c.
Peran : Anak
Sekolah
d.
Ideal Diri : Ingin
Normal Sesuai Dengan Tingkat Usianya.
e.
Harga Diri : Menarik
Diri
- Status Nyeri :
Paliatif : Tidak ada
Qualitatif :
Tidak ada
Regio : Tidak ada
Scale : Tidak ada
Time : Tidak ada










0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Tidak Nyeri Ringan Nyeri Sedang Nyeri Berat
Nyeri











Skala 1-3 Nyeri Ringan : Pasien
Mengatakan Sedikit Nyeri Atau Ringan.
Pasien Nampak Gelisah
Skala 4-7 Nyeri Sedang : Pasien Mengatakan Nyeri Masih Bisa ditahan Atau Sedang
Pasien Nampak Gelisah, Pasien Mampu Sedikit Berpartisipasi
Dalam Perawatan
Skala 8-10 Nyeri Berat : Pasien Mengatakan Nyeri Tidak Dapat Ditahan Atau Berat.
Pasien Nampak Gelisah
Skala 4-7 Nyeri Sedang : Pasien Mengatakan Nyeri Masih Bisa ditahan Atau Sedang
Pasien Nampak Gelisah, Pasien Mampu Sedikit Berpartisipasi
Dalam Perawatan
Skala 8-10 Nyeri Berat : Pasien Mengatakan Nyeri Tidak Dapat Ditahan Atau Berat.
Pasien Sangat Gelisah, Fungsi
Mobilitas dan Perilaku berubah
Kasus
Seorang
ibu membawa anaknya ke klinik karena merasa anaknya mengalami ketidaknormalan
di usianya yang 10 tahun.
Sang
anak memiliki tinggi badan 170 cm dengan berat badan 70 kg
DATA FOKUS
Nama =
An.A
Usia
= 10 tahun
Data Subjektif
(DS)
|
Data Objektif (DO)
|
·
Ibu klien mengatakan anaknya
mengalami ketidaknormalan di usianya yang 10 tahun
·
Ibu klien mengatakan anaknya tidak pede dan menarik diri
·
Klien mengatakan tinggi dan berat badanya berbeda dengan teman sebaya
nya
·
Klien mengeluh nyeri kepala
·
Klien mengatakan penglihatanya buram
·
Klien mengatakan pusing
·
Klien mengatakan skala nyeri (6)
|
·
Kaji TTV:
·
TD: 130/90 mmhg
·
RR: 24x/menit
·
S: 36,50C
·
Nadi : 68x/menit
·
Kesadaran umum : compos
mentis
·
GCS (E4)
(M5) (V6)
·
Akral dingin
·
Klien tampak pucat
·
Capillary refil >3
detik
·
Tinggi badan 170 cm
·
Berat
badan 70 kg
·
Fitur Wajah tampak
kasar
·
Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan glukosa darah:
o Gigantisme (+) : glukosa darah meningkat
§ Fasting: 150 mg/dL
(70-110 mg/dL 3.8-6.1 mmol / L)
§ 2-h postprandial:
130 mg/dL
(< 120 mg/dL <
6.6 mmol/L)
Pemeriksaan Growth Hormone darah atau SM-C (IGF 1):
o
Gigantisme
(+) : peningkatan GH darah atau SM-C (IGF 1)
( < 5 ng/mL <
5 µ g/L)
Pemeriksaan Somatostatin:
o
Gigantisme
(+) : somatostatin meningkat
§ 2,6-21,7 U/ml
( 0,31-1,4 U/ml)
·
Hasil CT Scan : tumor
hipofisis
·
Hasil MRI : pembesaran
sella tursika dan sinus paranasalis (Menampakan Tumor)
|
ANALISA
DATA
No
|
Data Fokus
|
Problem
|
Etiologi
|
1.
|
DS =
§ Ibu klien
mengatakan anaknya mengalami ketidaknormalan di usianya yang 10 tahun
§ Klien mengeluh nyeri kepala
§ Klien mengatakan penglihatanya buram
§ Klien mengatakan pusing
§ Klien mengatakan skala nyeri (6)
DO=
·
Kaji TTV:
o
TD:
130/90 mmhg
o
RR:
24x/menit
o
S: 36,50C
o
Nadi :
68x/menit
·
Kesadaran
umum : compos mentis
·
GCS (E4)
(M5) (V6)
·
Akral
dingin
·
Klien
tampak pucat
·
Capillary
refil >3 detik
·
Tinggi
badan 170 cm
·
Berat
badan 70 kg
·
Fitur
Wajah tampak kasar
·
Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan glukosa darah:
Gigantisme (+)
: glukosa darah meningkat
o
Fasting:
150 mg/dL
(70-110 mg/dL 3.8-6.1 mmol / L)
o
2-h
postprandial: 130 mg/dL
(< 120
mg/dL < 6.6 mmol/L)
Pemeriksaan Growth Hormone darah atau
SM-C (IGF 1):
o
Gigantisme
(+) : peningkatan GH darah atau SM-C (IGF 1)
Growth hormone - arginine stimulation Fasting: < 5 ng/mL < 5 µ g/L
Pemeriksaan
Somatostatin:
o
Gigantisme
(+) : somatostatin meningkat
2,6-21,7 U/ml
normal ( 0,31-1,4
U/ml)
·
Hasil CT
Scan : tumor hipofisis
·
Hasil MRI
: pembesaran sella tursika dan sinus paranasalis (Menampakan Tumor)
|
Nyeri
|
Adenoma kelenjar hipofisis
|
2
|
DS =
·
Ibu klien mengatakan anaknya
mengalami ketidaknormalan di usianya yang 10 tahun
·
Ibu klien mengatakan anaknya tidak pede dan menarik diri
·
Klien mengatakan tinggi dan berat badanya berbeda dengan teman sebaya
nya
DO =
·
Kaji TTV:
o TD:
130/90 mmhg
o RR:
24x/menit
o S:
36,50C
o Nadi
: 68x/menit
·
Kesadaran umum :
compos mentis
·
GCS (E4)
(M5) (V6)
·
Akral dingin
·
Klien tampak pucat
·
Capillary refil >3
detik
·
Kulit tampak tebal,
berminyak
·
Turgor kulit jelek
·
Tinggi badan 170 cm
·
Berat badan 70 kg
·
Fitur Wajah tampak
kasar
·
Pemeriksaan
Laboratorium
o Pemeriksaan glukosa darah:
Gigantisme
(+) : glukosa darah meningkat
§ Fasting:
150 mg/dL
(70-110
mg/dL 3.8-6.1 mmol / L)
§ 2-h
postprandial: 130 mg/dL
(< 120 mg/dL <6.6mmol/L)
Pemeriksaan Growth Hormone
darah atau SM-C (IGF 1):
o Gigantisme
(+) : peningkatan GH darah atau SM-C (IGF 1)
o Growth
hormone - arginine stimulation
Fasting: < 5 ng/mL < 5 µ g/L
Pemeriksaan
Somatostatin:
o Gigantisme
(+) : somatostatin meningkat
2,6-21,7 U/ml
( 0,31-1,4 U/ml)
·
Hasil CT Scan : tumor
hipofisis
·
Hasil MRI :
pembesaran sella tursika dan sinus paranasalis (Menampakan Tumor
|
Gangguan citra tubuh
|
Perubahan
perkembangan
|
3
|
DS=
·
Ibu klien mengatakan anaknya
mengalami ketidaknormalan di usianya yang 10 tahun
·
Ibu klien mengatakan anaknya tidak pede dan menarik diri
·
Klien mengatakan tinggi dan berat badanya berbeda dengan teman sebaya
nya
·
Klien mengeluh nyeri kepala
·
Klien mengatakan penglihatanya buram
DO=
·
Kaji TTV:
o
TD: 130/90 mmhg
o
RR: 24x/menit
o
S: 36,50C
o
Nadi : 68x/menit
·
Kesadaran umum : compos mentis
·
GCS (E4) (M5) (V6)
·
Akral dingin
·
Klien tampak pucat
·
Capillary refil >3 detik
·
Tinggi badan 170 cm
·
Berat badan 70 kg
·
Fitur Wajah tampak kasar
·
Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan
glukosa darah:
·
Gigantisme (+) : glukosa darah meningkat
·
Fasting: 150 mg/dL
·
(70-110 mg/dL 3.8-6.1 mmol / L)
·
2-h postprandial: 130 mg/dL
·
(< 120 mg/dL < 6.6 mmol/L)
·
Pemeriksaan Growth Hormone darah atau SM-C
(IGF 1):
·
Gigantisme (+) : peningkatan GH darah atau SM-C (IGF 1)
·
Growth hormone - arginine stimulation Fasting:
< 5 ng/mL < 5 µ g/L
Pemeriksaan
Somatostatin:
Gigantisme (+) :
somatostatin meningkat
2,6-21,7 U/ml
( 0,31-1,4 U/ml)
·
Hasil CT Scan : tumor hipofisis
·
Hasil MRI : pembesaran sella tursika dan sinus paranasalis (Menampakan
Tumor
|
Risiko kesepian
|
Depresi
|
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
NO
|
DiagnosaKeperawatan
|
Tanggalditemukan
|
Tanggalteratasi
|
Nyeri
|
11-03-2013
|
||
Gangguan citra tubuh
|
11-03-2013
|
||
3.
|
Resiko
kesepian
|
11-03-2013
|
INTERVENSI
Tanggal
|
Tujuan dan Kriteria Hasil
|
Intervensi Keperawatan
|
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24
jam diharapkan nyeri dapat teratasi dengan kriteria hasil:
·
Nyeri dapat hilang / terkontrol
(ditandai dengan skala nyeri 1-3)
|
·
Kaji tanda-tanda adanya nyeri baik verbal maupun nonverbal, catat
lokasi, intensitas (skala 0-10), dan lamanya
·
R : bermanfaat dalam mengevaluasi nyeri,menentukan pilihan evakuasi
dan efektivitas terapi
·
Letakkan pasien dalam posisi semi fowler dansokong kepala/leher dengan bantal pasir
atau bantal pasir
·
R : mencegah hiperekstensi leher
·
Pertahankan belpemanggil dan barang yang sering digunakan dalam
jangkauan yang mudah
·
R : membatasi ketegangan dan
nyeri otot
·
Berikan minuman yang sejuk atau makanan yang lunak
·
R : menurunkan nyeri tenggorok tetapi makanan lunak ditoleransi jika
pasien mengalami kesulitan menelan
|
|
Setelah
dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan gangguan citra tubuh dapat teratasi dengan kriteria
hasil:
·
Gangguan citra tubuh berkurang yang dibuktikan oleh selalu menunjukan
adaptasi, penyeuaian psikososial: citra tubuh positif, arga diri positif
·
Menunjukan citra tubuh
o
Kesesuaian antara realitas tubuh, ideal tubuh perwujudan tubuh
o
Kepuasan penampilan dan fungsi tubuh
|
1. Bimbingan antisipasi
(mempersiapkan pasien terhadap krisis perkembangan atau krisis
situasional
2. Peningkatan citra tubuh
(meningkatkan
persepsi sadar dan tak sadar pasien serta sikap terhadap tubuh pasien
3. Peningkatan perkembangan : anak
(memfasilitasi
dan memberi penyuluhan orang tua-pengasuh untuk memfasilitasi pertumbuhan
motorik kasar, motorik halus, bahasa, kognitif,sosial dan emosional anak usia
pra sekolah dan anak usia sekolah
4. Peningkatan hrarga diri
(membantu
pasien untuk meningkatkan penilaian personal terhadap harga diri)
|
|
Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 3x24 jam diharapkan resiko kesepian dapat teratasi dengan kriteria hasil :
·
Memperlihatkan pencegahan kesepian, yang dibuktikan oleh keparahan
kesepin, dan keterlibatan sosial
·
Memperlihatkan keterlibatan sosial dibuktikan oleh indikator sebagai
berikut (ebutkan 1-5: tidak pernah, jarang, kadang”, sering atau selalu):
o
Berinteraksi dengan teman dekat, tetangga, anggota keluarga
o
Berpartisipasi dalam anggota kelompok keagamaaan
o
Berpartisipasi dalam aktivitas waktu luang dengan orang lain
o
Berpartispasi dalam aktivitas organisasi
|
1. promosi integritas keluarga
R: Meningkatkan persatuan dan kesatuan keluarga
2. peningkatan sosialisi
R: memfasilitasi kemampuan individu lain untuk
berinteraksi dengan orang lain
3. dukungan spiritual
R: membantu pasien untuk merasa seimbang dan
terhunbung dengan yang maha kuasa
4.fasilitasi kunjungan
R: meningkatkan manfaat kunjungan keluarga dan teman
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar