Sabtu, 19 Oktober 2013

Ginggatisme




A.    Definisi
Ginggatisme hampir selalu merupakan akibat sekresi berlebihan GH sebelum epifisis bersatu. Pada masa hidup selanjutnya kegagalan hipofisis cenderung terjadi dan oleh karenanya penderitanya biasanya tidak kuat, agresif, atau jantan. (David, dkk. Lecture Notes Kedokteran Klinis).
Gigantisme dan akromegali adalah kelainan yang disebabkan oleh karena sekresi hormone pertumbuhan (HP) atau Growth Hormon (GH) yang berlebihan. (Ilmu Penyakit Dalam, Jilid 1, edisi 3).
Gigantisme dan akromegali merupakan peningkatan hormone protein dalam banyak jaringan, meningkatkan penguraian asam lemak dan jaringan adipose dan kadar glukosa darah. (Keperawatan Medikal Bedah, Bruner&Suddarth, 2001)

Gigantisme adalah kondisi seseorang yang kelebihan pertumbuhan, dengan tinggi dan besar yang diatas normal. Gigantisme disebabkan oleh kelebihan jumlah hormon pertumbuhan. Tidak terdapat definisi tinggi yang merujukan orang sebagai "raksasa." tinggi dewasa.
Gigantisme adalah pertumbuhan tidak normal besar karena kelebihan hormon pertumbuhan selama masa kanak-kanak, sebelum piring pertumbuhan tulang telah ditutup.

B.     Etiologi
Terdapat sekresi GH berlebihan akibat adenoma hipofiis. GH menyebabkan pertumbuhan berlebihan dari jaringan lunak, termasuk kulit, lidah, dan visera serta tulang. Hormon ini memiliki sifat antiinsulin. (David, dkk. Lecture Notes Kedokteran Klinis)
Penyebab ginggatisme dapat digolongkan sebagai berikut :
1.      Ginggatisme primer atau hipofisi, imana penyebabnya adalah adenoma hipofisis
2.      Ginggatisme sekunder atau hipothalamik, disebabkan oleh karena hipersekresi GHRH dari hipothalamus
3.      Ginggatisme primer yang disebabkan oleh tumor ektropik (paru, pankreas, dll) yang mensekresi GH atau GHRH
Melihat besarnya tumor, adeoma hipofisis dapat dibedakan menjadi 2 :
1.      Mikroadenoma : tumor dengan diameter lebih kecil dari 10 mm
2.      Makroadenima : tumor dengan diameter lebih besar dari 10 mm

C.    Patofisiologi
Pada orang muda denga epifisis terbuka. Produksi GH yang berlebihan mengakibatkan gigantisme.Gigantisme adalah suatu kelainan yang disebabkan karena sekresi yang berlebih dari GH, bila kelebihan GH terjadi selama masa anak-anak dan remaja, maka pertumbuhan longitudinal pasien sangat cepat, dan pasien sangat cepat akan menjadi seorang raksasa. Setelah pertumbuhan somatic selesai, hipersekresi GH tidak akan menimbulkan gigantisme, tetapi menyebabkan penebalan tulang-tulang dan jaringan lunak. kelebihan hormone pertumbuhan ini terjadi setelah masa pertumbuhan lewat atau lempeng epifisis menutup. Hal ini akan menimbulkan penebalan tulang terutama pada tulang akral.

D.    Manifestasi Klinis
Adapun manifestasi klinis yang dapat ditemukan adalah sebagai berikut :
·         Keabnormalan skeletal dan tanda-tanda intoleransi glukosa seperti yang terlihat pada penderita akromegali
·         Pembesaran tumor pituitari (yang menyebabkan hilangnya hormon trofik lain, misal hormon yang menstimulasi tiroid, hormon yang menstimulasi folikel dan kortikotropin).
·        Manusia dikatakan berperawakan raksasa (gigantisme) apabila tinggi badan mencapai dua meter atau lebih. Ciri utama gigantisme adalah perawakan yang tinggi hingga mencapai 2 meter atau lebih dengan proporsi tubuh yang normal. Hal ini terjdi karena jaringan lunak seperti otot dan lainnya tetap tumbuh.
·        Gigantisme dapat disertai gangguan penglihatan bila tumor membesar hingga menekan khiasma optikum yang merupakan jalur saraf mata.


E.     Pemeriksaan Diagnostik
·         Pengukuran kadar GH melalui radioimmunoassay, kadarnya hanya meningkat pada penyakit aktif dan tidak ditekan oleh glukosa pada tes toleransi glukosa standar.
·         Perimetri untuk mencari defek lapang pandang visual bitemporal (50%)
·         Rontgen tengkorak untuk melihat pembesaran sella, erosi prosesus klinoid, alur supraorbtal, dan rahang bawah. lantai fosa hpofisis biasanya tampak mengalami erosi menjadi ganda pada tomogram tampak lateral.
·         CT scan atau MRI untuk melihat ekstensi suprasellar
·         Rontgen tangan untuk mencari bentuk lempeng pada falang distal dan peningkatan jarak rongga  antara sendi karena hipertrofi kartilago. Bantalan tumit biasanya menebal. Tes ini lebih memiliki unsur menarik daripada diagnostik
·         Kadar glukosa serum bia meningkat
·         Kadar fosfat dalam serum saat puasa bisa meningkat namun tidak memiliki manfaat diagnostik
·         Rontgen dada dan EKG bisa menunjukkan hipertrofi ventrikel kiri akibat hipertensi.
 (David, dkk. Lecture Notes Kedokteran Klinis)
·        Kadar serum hGh yang diukur dengan radioimmunoassay biasanya naik
·        Uji supresi glukosa tidak bisa menekan kadar hormon sampai dibawah jumlah normal yang dapat diterima, yaitu 2 ng/ml
·        Sinar X tengkorak, computed tromography (CT) Scan, arteriografi, dan magnetic resonance imaging menentukan keberadaan dan perluasan lesi pituitari
·        Sinar X tulang menunjukkan penebalan kranium (terutama tulang frontal, oksipital dan parietal) dan penebalan tulang panjang, serta osteoartritis ditulang belakang.

F.     Komplikasi
Bedah dan radiasi dapat menyebabkan keduanya rendahnya tingkat hormon hipofisis lainnya, yang dapat menyebabkan:
·         Adrenal insufisiensi
·         Diabetes insipidus (jarang)
·         Hipogonadisme
·         Hypothyroidisme
(A.D.A.M. Encyclopedia medis)

G.    Penatalaksanaan Medis
·         Kraniatomi
(David, dkk. Lecture Notes Kedokteran Klinis)
Hipofisektomi kranial atau transfenoidal atau terapi radiasi pituitari dilakukan untuk membuang tumor yang mendasar
·        Penggantian hormon tiroid dan gonadal dan kortison dilakukan sesudah pembedahan
·        Bromocriptine (parlodel) dan octreotide (sandostatin) digunakan untuk menghambat hGh.

FORMAT PENGKAJIAN

BIODATA PASIEN
  1. Nama                           : An.A
  2. Umur                           : 10 tahun
  3. Jenis Kelamin              :  Laki-laki
  4. No. Register                : 1234 56 78
  5. Alamat                                    : Jl. Senggol Cc
  6. Status Perkawinan      : Belum Kawin
  7. Keluarga terdekat       : Ibu
  8. Diagnosa Medis          : Gigantisme
ANAMNESE
  1. Riwayat Keperawatan
1.      Riwayat kesehatan sekarang
a)      Keluhan utama                        : Tinggi badannya terus tumbuh dan Berat  badannya terus naik
b)      Kronologis keluhan                 : ibu klien mengeluhkan anaknya yan berUsia 10 tahun  mengalami ketidak normalan,  tinggi badan terus bertambah 170 cm               Berat badannya terus naik hingga 70 kg , lalu dibawa keklinik.
c)      Faktor pencetus                       : Kelebihan hormon GH
d)     Timbulnya keluhan                  : (    ) mendadak                      (  v  ) bertahap
e)      Lamanya                                 : -
2.      Upaya mengatasi               : -
3.      Riwayat kesehatan masa lalu
a)      Riwayat alergi (obat, makanan, binatang, lingkungan)
Keluarga mengatakan klien tidak mempunyai alergi obat, makanan, binatang maupun lingkungan
b)      Riwayat kecelakaan
Tidak ada
c)      Riwayat dirawat di Rumah Sakit (kapan, alasan, berapa lama)
Keluarga klien mengatakan klien tidak pernah dirawat di Rs sebelumnya   

d)     Riwayat pemakaian obat
Tidak ada
4.      Riwayat Kesehatan Keluarga
     Tidak ada
  1. Pemeriksaan Fisik Umum
1.      Berat badan           :  70 Kg
2.      Tinggi badan         :  170 cm
3.      Tekanan darah       :  130/90 mmhg
4.      Nadi                      :  68x/menit
5.      Frekuensi nafas     :  24x/menit
6.      Suhu tubuh            : 36,5 oc

  1. Pemeriksaan Fisik sistem Pernafasan
1.      Inspeksi
a.       Bentuk torak :             ( v   ) Normal chest     (     ) Pigeon chest
(     ) Funnel chest       (     ) Barrel chest
b.      Susunan ruas tulang belakang : (  -  ) Kyposis  (  -  ) Scoliosis  ( -   ) Lordosis
c.       Bentuk dada  (    ) simetris    (  v  ) asimetris
d.      Retraksi otot bantu pernafasan : Retraksi intercosta  ( -  )
e.       Retraksi suprastrenal  ( - ), Sternomastoid  (- ), Pernafasan cuping hidung ( - )
f.       Irama Nafas : ( v  ) teratur      (     ) tidak teratur
g.      Jenis pernafasan : (    ) Eupnea            (  ) Takipneu    (  ) Bradipnea
      (   ) Apnea    (  ) Chene Stokes     (   ) Biot’s/ Kusmaul
h.      Kedalaman nafas :  (    ) dalam                       (    ) dangkal
i.        Batuk : (  -  ) Ya                     (  -  ) Tidak
j.        Sputum : (  -  ) putih    (  -  ) kuning    ( -   ) hijau        (  -  ) darah
k.      Konsistensi : (  -  ) kental                    (  -  ) encer
2.      Palpasi
Pemeriksaan taktil / vocal fremitus : getaran antara kanan dan kiri teraba (sama/tidak sama).
Lebih bergetar di sisi -
3.      Perkusi
(  -  ) sonor             (  -  ) hipersonor                       (  -  ) dullness
4.      Auskultasi
a.       Suara nafas
-          Area Vesikuler      : ( bersih / halus / kasar)
-          Area Bronchial      : ( bersih / halus / kasar)
-          Area Bronkovesikuler: ( bersih / halus / kasar)
b.      Suara Ucapan
Terdengar : ( -  ) Bronkophoni            ( -   ) Egophoni            ( -   ) Pectoriloqy
c.       Suara tambahan
Rales (  -  ), Ronchi ( -   ), Wheezing ( -  ), Pleural friction rub ( -  )
  1. Pemeriksaan Fisik sIstem Kardiovaskuler
1.      Inspeksi
a.       Ictus cordis (  - )                      Pelebaran   -     cm
b.      Warna kulit : (    ) pucat                      ( -   ) cyanosis
c.       Pengisian Kapiler :  >3 detik
d.      Distensi Vena Jugularis : (    ) Ya                   ( v   ) Tidak
2.      Palpasi
a.       Pulsasi / ictus cordis pada dinding torak teraba :
(  v  ) lemah     ( -  ) kuat         (  -  ) tidak teraba
b.      Temperatur kulit : (  -  ) hangat           (   v  ) dingin
c.       Edema : (  -  ) Ya                                (  -  ) tidak
 (   - ) tungkai atas                   (   - ) tungkai bawah    (  -  ) skrotalis
 (  -  ) periorbital                      (  -  ) wajah                  (   - ) anasarka
3.      Perkusi
Batas-batas jantung normal adalah :
Batas atas:             normal             ( N = ICS II )
Batas bawah :        normal             ( N = ICS V )
Batas kiri :             normal             ( N = ICS V Mid Clavikula Sinistra )
Batas kanan :         normal             ( N = ICS IV Mid Sternalis Dextra )
Keluhan lain terkait dengan jantung :
Nyeri dada                : ( -   ) Ya
Timbul saat               : (  -  ) Aktifitas
Karakteristik             : (   - ) seperti ditusuk-tusuk
                                    (  -  ) seperti terbakar
                                    ( -   ) seperti tertimpa benda berat
Hilang nyeri saat       : (   - ) istirahat             ( -   ) dengan obat
Durasi nyeri              : (  -  ) <30 menit         ( -   ) >30 menit
Lokasi nyeri              : (  - ) Epigastrum
                                    (  -  ) Thorax (menjalar dari dada, punggung, lengan kiri)
E. Pemeriksaan Fisik Sistem Imun Hematologi
    1. Gangguan Hematologi
        ( v   ) Pucat                      (    ) Echimosis                        (    ) Spider Navy
        (    ) Petechie                   (    ) Epistaksis                         (    ) Pruritus
        (    ) Purpura                    (    ) Perdarahan Gusi              (    ) Stomatis
        (    ) Candidiasis
    2. Bibir (MukosaMulut)
        (   ) Ulserasi (Pecah-Pecah)                     (   ) Merah Pucat
        (    ) Sianosis                                            (    ) Gingivitis
        (    ) Stomatitis (Sariawan)
  1. Pemeriksaan Fisik Sistem Neurobehavior
1.      Inspeksi : Amati Adanya
        ( -   ) Kejang                                ( -   ) Paraplegia
        (  -  ) Parase                                 (  -  ) Tetraplegia/Parase
        (   - ) Paralisis                              ( -   ) Hemiparese/Plegi
        (  -  ) Diplegia                            (  -  ) Twizing

2.      Penilaian Tingkat Kesadaran
a.       PenilaianKualitatif
             (  v  ) Compos Mentis             (    ) Sopor
             (    ) Apatis                             (    ) Koma
             (    ) Somnolen                        (   ) Soporcoma
b.      Penilaian Kuantitatif (GCS/Glasgow Coma Scale)
·         Membuka Mata (E)
Spontan                                                           : 4
Dengan di AjakBicara                                     : 3
Dengan Rangsangan Nyeri                              : 2
TidakMembuka                                               : 1
·         Respon Verbal (V)
TerdapatKesadarandan Orientasi                    : 5
BerbicaraTanpaKacau                                     : 4
BerkataTanpaArti                                            : 3
HanyaMengerang                                            : 2
Tidak Ada Suara                                             : 1
·         ResponMotorik (M)
SesuaiPerintah                                                 : 6
TerhadapRangsanganNyeri :                          
1.      TimbulGerakan Normal                             : 5
2.      FleksiCepatdanAbduksiBahu                   : 4
3.      FleksiLenganDenganAbduksiBahu          : 3
4.      EkstensiLengan, Adduksi, Endorotasi
Bahu, PronasiLenganBawah                     : 2
5.      Tidak Ada Gerakan                                   : 1
Setelah Dilakukan Scoring MakaDapat di Ambil Kesimpulan :
( Compos Mentis / Apatis / Somnolen / Delirium / Sporo Coma / Coma)
3.      MemeriksaTanda-Tanda Peningkatan Tekanan Intrakranial (TIK) :
       ( -   ) Nyeri Kepala Hebat
       (  -  ) Muntah Proyektil
       (  -  ) Edema Pupil
4.      Pemeriksaan 12 Saraf  Cranialis ( Fungsi Motorik & Fungsi Sensorik)
a. Nervus I                       :  Olfaktorius (Pembau)                       ( - )
b. Nervus II                      :  Opticus ( Penglihatan)                     ( - )
c. Nervus III                    :  Ocumulatoris                                    ( - )
d. Nervus IV                    :  Throclearis                                        ( - )
e. Nervus V                      :  Thrigeminus                                     ( - )
·           Cabang Optalmicus        :           ( - )
·           Cabang Maxilaris            :           ( - )
·           Cabang Mandibularis     :           ( - )
f. Nervus VI         : Abdusen  ( - )
g. Nervus VII       : Facialis    ( -  )
h. Nervus VIII     : Akustikus/ Vestibula Choclearis  ( - )
i. Nervus IX         : Glosopharingeal ( - )
j. Nervus X           :  Vagus ( - )
k. Nervus XI        : Accessorius ( - )
l. Nervus XII        : Hypoglosal ( - )

5.      Pemeriksaan Tanda Meningeal
a. Reflek Brudzinski I  (+ / - )
b. Reflek Brudzinski II  (+ / - )
c. Kaku Kuduk  (+/ - )
d. Tes L aseque  (+/ - )
e. Tes Kernig  (+/ - )
6.      Pemeriksaan Kekuatandan Tonus Otot: Skala MRC (0-5)
        5 (100%)  : Kekuatan Normal
        4 (75%)    : Dapat Menggerakan Sendi Dengan Aktif dan Melawan Tahanan
        3 (50%)   : Dapat Menggerakan Anggota Gerak Untuk Menahan Berat (Gravitasi)
        2 (25%)    : DapatMenggerakanAnggotaGerakTanpaGravitasi (Tangan Bergeser)
        1 (10%)   : Terlihat Atau Teraba Getaran Kontraksi Otot Tapi Tidak Ada      Gerakan Sama sekali
        0 (0%)      : Paralisis, Tidak Ada Kontraksi Otot Sama Sekali
 Ext. Kanan Atas            Ext. kiri atas 
                                    5 5 5 5                 5 5 5 5
 Ext. Kanan Bawah         Ext. KiriAtas
5        5 5 5                     5 5 5 5
7.      Pemeriksaan Status Mental – Emosional
a.       Penampilan
(   ) TidakRapi                                           (v  ) Penggunaan Pakaian Tidak Sesuai
(    ) Cara Berpakaian Tidak Seperti Biasanya
b.      Pembicaraan
(    ) Cepat             (    ) Keras                   (    ) Gagap                  (    ) Inkoheren
( v   ) Apatis          (    ) Lambat                (   v ) Membisu
(    ) Tidak Mampu Memulai Pembicaraan
c.       Aktivitas Motorik
( v   ) Lesu             (    ) Tegang                 ( v   ) Gelisah               (    ) Agitasi
(     ) Tik                (    ) Grimasen             ( v   ) Tremor               (    ) Kompulsif
d.      Alam Perasaan
(  v  ) Sedih                       (    ) Ketakutan                        ( v   ) Putus Asa
(     ) Khawatir                  (    ) Gembira Berlebihan
e.       Afek
(  v   ) Datar                       (    ) Tumpul                (    ) Labil       (  ) Tidak Sesuai
f.       Iteraksi Selama Wawancara
(    ) Bermusuhan               (  v  ) Tidak Kooperatif           (    ) Mudah Tersinggung
(    ) Kontak Mata Kurang (    ) Defensif              (    ) Curiga
g.      Tingkat Kesadaran
(  -  ) Bingung        ( -   ) Sedasi                 ( -   ) Stupor
Disorientasi   :
( v   ) Waktu          (    ) Tempat                 (    ) Orang
h.      Memori
(    ) Gangguan Daya Ingat Jangka Panjang
(    ) Gangguan Daya Ingat Jangka Pendek
(    ) Gangguan Daya Ingat Saat Ini
i.        Pola Pertahanan Diri : Bagaimana Mekanisme Koping Klien Dalam Mengatasi Masalahnya  :
Adaftif                                                                  Maladaftif
(  v ) Bicara Dengan Orang lain                            (  - ) Menolak Minum Obat
(  - ) Mampu Menyelesaikan Masalah                   (  v) ReaksiLambat / Berlebih
( -  ) Teknik Relaksasi                                                       (  -  ) Kerja Berlebihan
( -  ) Aktivitas Konstruktif                                                (  -  ) Menghindar
( -  ) Olahraga                                                                    (  - ) Mencederai Diri
( -  ) Lainnya……………………………………………………….       

8.      Tingkat KecemasanKlien : BerdasarkanCiri-CiriFisiologis, Kognitif, Emosi/Perilaku .








Cek List ( v ) Kondisi Klien Yang Sesuai :

ANSIETAS RINGAN
ANSIETAS SEDANG
ANSIETAS BERAT
PANIK
Fisiologis
( -  ) Tanda-Tanda Vital Normal
( -  ) Tekanan Otot Minimal
( - ) Pupil Normal
( v  ) Gelisah
( -  ) Susah Tidur
( -  ) Hipersensitif Terhadap Suara
Fisiologis
(  v ) Tanda-Tanda Vital Normal Atau Sedikit Meningkat
(   - ) Adanya Ketegangan
(  v) Mungkin Menjadi Kurang Nyaman
(  -  ) Diaporesis
(  v ) Sakit Kepala
(    ) Mulut Kering
(    ) Sering BAK
Fisiologis
( -  ) Tanda-Tanda Vital Meningkat
( -  ) Keringat Berlebihan
(   ) Sering BAK
(   ) Mulut Kering
( v  ) Nafsu Makan Menurun
(  -  ) Dilatasi Pupil
(  - ) Indera Yang Dipengaruhi : Pendengaran Berkurang, Sensasi Nyeri  Turun
(  - ) Sakit Kepala Hebat
( -  ) Mual
(   ) Vertigo,
(    ) Takikardi
(  -  ) Nyeri Dada, Gemetar



Fisiologis
(   v ) Seseorang Menjadi Pucat
(    ) Tekanan Darah Menurun, Hipotensi
(    ) Koordinasi Otot   Buruk, Nyeri, Sensasi Pendengaran Minimal.
(    ) Dilatasi Pupil.

ANSIETAS RINGAN

ANSIETAS SEDANG

ANSIETAS BERAT

PANIK
Kognitif
( -  ) Lapang Persepsi Tidak Menyempit
( -  ) Sadar Terhadap Stimulus Internal Dan Lingkungan Yang Lain
( -  ) Perhatian Berkurang Tapi Masih Terkontrol,  Penyelesaian Masalah Efektif,  Peningkatan Kemampuan Belajar
Kognitif
( -  ) Berjaga-Jaga, Persepsi Menyempit, Terfokus
( -  ) Bagian Optimal Untuk Menyelesaikan Masalah dan Belajar
( -  ) Penuh Perhatian
Kognitif
(-   ) Lapang Persepsi Sangat Menyempit
(   ) Sulit Memecahkan Masalah
(  - ) Perhatiannya Terpilih ( Fokus PadaSatu Kelompok)
(    ) Tidak Dapat Menyelesaikan  Tugas
Kognitif
(    ) Persepsi Menyebar Atau Tertutup
(    ) Tidak MampuMenerima Stimulus
(    ) PenyelesaianMasalahdanBerpikirLogisTidakMampuDilakukan
(    ) PersepsiAtauTentangDiri, LingkunganAtauKejadianTidakRealistis.
(    ) Kehilangan Cara Berpikir Yang Rasional
Emosi / Perilaku
(-   ) Perasaan Relatif nyaman, Relek, Tenang
( -  ) Melakukan Kegiatan Sehari-Hari Tanpa Terganggu, Motivasi Meningkat
Emosi / Perilaku
( -  ) Perasaan Siaga dan Menantang, Penuh Semangat
( -  ) Mengajak Dalam Kegiatan Yang Kompetitif, dan Belajar Ketrampilan Baru
(  - ) Suara Dan Ekspresi Wajah Penuh Perhatian
Emosi / Perilaku
(  ) Merasa Terancam, Terkejut Dengan Stimulus Baru, Merasa Beban Yang Terlalu Berat
(-  ) Aktivitas Mungkin Meningkat  Atau Menurun
(  - ) Mungkin Tampak Dan Merasa Depresi
(   -) Menunjukkan Penolakan, Mengeluh Sakit, Menjadi Lekas Marah
Emosi / Perilaku
(    ) Merasa Perlu Bantuan Terhadap Segala Kehilangan Kontrol
(    ) Mungkin Menjadi Marah, Menakutkan, Menarik Diri, Menangis Atau Lari  Dari Masalah
(    ) Tidak Dapat Berkomunikasi Secara Verbal
(    ) Mungkin Delusi Atau Halusinasi.
(    ) Mungkin Mencoba Bunuh Diri





  1. Konsep Diri Klien :
a.       Gambaran Diri      :  Merasa Berbeda Dengan Teman Sebayanya
b.      Identitas                :  Anak
c.       Peran                     :  Anak Sekolah

d.      Ideal Diri               :  Ingin Normal Sesuai Dengan Tingkat Usianya.

e.       Harga Diri             : Menarik Diri

  1. Status Nyeri :
Paliatif                         : Tidak ada
Qualitatif                     : Tidak ada
Regio                           : Tidak ada
Scale                            : Tidak ada
Time                            : Tidak ada







Skala Nyeri






  0          1           2      3                       4      5       6                7            8         9            10

Tidak          Nyeri
 Ringan                      Nyeri  Sedang                   Nyeri  Berat
Nyeri

Skala 0            Tidak   Nyeri    :  -
Skala 1-3        Nyeri  Ringan : Pasien Mengatakan Sedikit Nyeri Atau Ringan.
                       
                         Pasien Nampak Gelisah
Skala 4-7        Nyeri Sedang
 : Pasien Mengatakan Nyeri Masih Bisa ditahan Atau Sedang
                                     Pasien Nampak Gelisah, Pasien Mampu Sedikit Berpartisipasi
                                                 Dalam Perawatan
Skala 8-10      Nyeri Berat    : Pasien Mengatakan Nyeri Tidak Dapat Ditahan Atau Berat.
                                                 Pasien Sangat Gelisah, Fungsi Mobilitas dan Perilaku berubah


Kasus
Seorang ibu membawa anaknya ke klinik karena merasa anaknya mengalami ketidaknormalan di usianya yang 10 tahun.
Sang anak memiliki tinggi badan 170 cm dengan berat badan 70 kg
DATA FOKUS
Nama =  An.A
Usia  =  10 tahun

Data Subjektif  (DS)
Data Objektif (DO)
·   Ibu  klien mengatakan anaknya mengalami ketidaknormalan di usianya yang 10 tahun
·   Ibu klien mengatakan anaknya tidak pede dan menarik diri
·   Klien mengatakan tinggi dan berat badanya berbeda dengan teman sebaya nya
·   Klien mengeluh nyeri kepala
·   Klien mengatakan penglihatanya buram
·   Klien mengatakan pusing
·   Klien mengatakan skala nyeri (6)
·         Kaji TTV:
·         TD: 130/90 mmhg
·         RR: 24x/menit
·         S: 36,50C
·         Nadi : 68x/menit
·         Kesadaran umum : compos mentis
·         GCS (E4) (M5) (V6)
·         Akral dingin
·         Klien tampak pucat
·         Capillary refil >3 detik
·         Tinggi badan 170 cm
·         Berat badan 70 kg
·         Fitur Wajah tampak kasar

·         Pemeriksaan Laboratorium
    Pemeriksaan glukosa darah:
o   Gigantisme (+) : glukosa darah meningkat
§  Fasting: 150 mg/dL
(70-110 mg/dL 3.8-6.1 mmol / L)
§  2-h postprandial: 130 mg/dL
 (< 120 mg/dL < 6.6 mmol/L)
           Pemeriksaan Growth Hormone darah                   atau   SM-C (IGF 1):
o   Gigantisme (+) : peningkatan GH darah atau SM-C (IGF 1)
      • Growth hormone - arginine stimulation            Fasting: 8 ng/mL
( < 5 ng/mL     < 5 µ g/L)

          Pemeriksaan Somatostatin:
o   Gigantisme (+) : somatostatin meningkat
§  2,6-21,7 U/ml
   ( 0,31-1,4 U/ml)
         ·            Hasil CT Scan : tumor hipofisis
         ·            Hasil MRI : pembesaran sella tursika dan sinus paranasalis (Menampakan Tumor)












ANALISA DATA
No
Data Fokus
Problem
Etiologi
1.
DS =
§  Ibu  klien mengatakan anaknya mengalami ketidaknormalan di usianya yang 10 tahun
§  Klien mengeluh nyeri kepala
§  Klien mengatakan penglihatanya buram
§  Klien mengatakan pusing
§  Klien mengatakan skala nyeri (6)
DO=
·         Kaji TTV:
o   TD: 130/90 mmhg
o   RR: 24x/menit
o   S: 36,50C
o   Nadi : 68x/menit
·         Kesadaran umum : compos mentis
·         GCS (E4) (M5) (V6)
·         Akral dingin
·         Klien tampak pucat
·         Capillary refil >3 detik
·         Tinggi badan 170 cm
·         Berat badan 70 kg
·         Fitur Wajah tampak kasar
·         Pemeriksaan Laboratorium
 Pemeriksaan glukosa darah:
Gigantisme (+) : glukosa darah meningkat
o   Fasting: 150 mg/dL
(70-110 mg/dL 3.8-6.1 mmol / L)
o   2-h postprandial: 130 mg/dL
 (< 120 mg/dL < 6.6 mmol/L)
  Pemeriksaan Growth Hormone darah    atau   SM-C (IGF 1):
o   Gigantisme (+) : peningkatan GH darah atau SM-C (IGF 1)
Growth hormone - arginine stimulation      Fasting: < 5 ng/mL            < 5 µ g/L
Pemeriksaan Somatostatin:
o   Gigantisme (+) : somatostatin meningkat
2,6-21,7 U/ml
normal   ( 0,31-1,4 U/ml)
·         Hasil CT Scan : tumor hipofisis
·         Hasil MRI : pembesaran sella tursika dan sinus paranasalis (Menampakan Tumor)
Nyeri
Adenoma kelenjar hipofisis
2
























DS =
·   Ibu  klien mengatakan anaknya mengalami ketidaknormalan di usianya yang 10 tahun
·   Ibu klien mengatakan anaknya tidak pede dan menarik diri
·   Klien mengatakan tinggi dan berat badanya berbeda dengan teman sebaya nya
DO =
·         Kaji TTV:
o   TD: 130/90 mmhg
o   RR: 24x/menit
o   S: 36,50C
o   Nadi : 68x/menit
·         Kesadaran umum : compos mentis
·         GCS (E4) (M5) (V6)
·         Akral dingin
·         Klien tampak pucat
·         Capillary refil >3 detik
·         Kulit tampak tebal, berminyak
·         Turgor kulit jelek
·         Tinggi badan 170 cm
·         Berat badan 70 kg
·         Fitur Wajah tampak kasar

·         Pemeriksaan Laboratorium
o       Pemeriksaan glukosa darah:
Gigantisme (+) : glukosa darah meningkat
§  Fasting: 150 mg/dL
(70-110 mg/dL 3.8-6.1 mmol / L)
§  2-h postprandial: 130 mg/dL
 (< 120 mg/dL       <6.6mmol/L)
           Pemeriksaan Growth Hormone darah                   atau   SM-C (IGF 1):
o   Gigantisme (+) : peningkatan GH darah atau SM-C (IGF 1)
o   Growth hormone - arginine stimulation     
Fasting: < 5 ng/mL      < 5 µ g/L

 Pemeriksaan Somatostatin:
o   Gigantisme (+) : somatostatin meningkat
2,6-21,7 U/ml
   ( 0,31-1,4 U/ml)
·         Hasil CT Scan : tumor hipofisis
·         Hasil MRI : pembesaran sella tursika dan sinus paranasalis (Menampakan Tumor
Gangguan citra tubuh















Perubahan perkembangan
















3
DS=
·         Ibu  klien mengatakan anaknya mengalami ketidaknormalan di usianya yang 10 tahun
·         Ibu klien mengatakan anaknya tidak pede dan menarik diri
·         Klien mengatakan tinggi dan berat badanya berbeda dengan teman sebaya nya
·         Klien mengeluh nyeri kepala
·         Klien mengatakan penglihatanya buram

DO=
·         Kaji TTV:
o   TD: 130/90 mmhg
o   RR: 24x/menit
o   S: 36,50C
o   Nadi : 68x/menit
·         Kesadaran umum : compos mentis
·         GCS (E4) (M5) (V6)
·         Akral dingin
·         Klien tampak pucat
·         Capillary refil >3 detik
·         Tinggi badan 170 cm
·         Berat badan 70 kg
·         Fitur Wajah tampak kasar
·         Pemeriksaan Laboratorium
    Pemeriksaan glukosa darah:
·         Gigantisme (+) : glukosa darah meningkat
·         Fasting: 150 mg/dL
·         (70-110 mg/dL 3.8-6.1 mmol / L)
·         2-h postprandial: 130 mg/dL
·          (< 120 mg/dL < 6.6 mmol/L)
·                    Pemeriksaan Growth Hormone darah                   atau   SM-C (IGF 1):
·         Gigantisme (+) : peningkatan GH darah atau SM-C (IGF 1)
·         Growth hormone - arginine stimulation      Fasting: < 5 ng/mL            < 5 µ g/L

      Pemeriksaan Somatostatin:
Gigantisme (+) : somatostatin meningkat
   2,6-21,7 U/ml
   ( 0,31-1,4 U/ml)
·         Hasil CT Scan : tumor hipofisis
·         Hasil MRI : pembesaran sella tursika dan sinus paranasalis (Menampakan Tumor
Risiko kesepian
Depresi

DIAGNOSA KEPERAWATAN

NO
DiagnosaKeperawatan
Tanggalditemukan
Tanggalteratasi

Nyeri
11-03-2013


Gangguan citra tubuh
11-03-2013

3.       
Resiko kesepian
11-03-2013



INTERVENSI
Tanggal
Tujuan dan Kriteria Hasil
Intervensi  Keperawatan                   

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan nyeri dapat teratasi dengan kriteria hasil:
                     ·            Nyeri dapat hilang / terkontrol
(ditandai dengan skala nyeri 1-3)
                     ·            Kaji tanda-tanda adanya nyeri baik verbal maupun nonverbal, catat lokasi, intensitas (skala 0-10), dan lamanya
                     ·            R : bermanfaat dalam mengevaluasi nyeri,menentukan pilihan evakuasi dan efektivitas terapi
                     ·            Letakkan pasien dalam posisi semi fowler  dansokong kepala/leher dengan bantal pasir atau bantal pasir
                     ·            R : mencegah hiperekstensi leher
                     ·            Pertahankan belpemanggil dan barang yang sering digunakan dalam jangkauan yang mudah
                     ·            R : membatasi ketegangan  dan nyeri otot
                     ·            Berikan minuman yang sejuk atau makanan yang lunak
                     ·            R : menurunkan nyeri tenggorok tetapi makanan lunak ditoleransi jika pasien mengalami kesulitan menelan


Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan gangguan citra tubuh dapat teratasi dengan kriteria hasil:
·         Gangguan citra tubuh berkurang yang dibuktikan oleh selalu menunjukan adaptasi, penyeuaian psikososial: citra tubuh positif, arga diri positif
·         Menunjukan citra tubuh
o   Kesesuaian antara realitas tubuh, ideal tubuh perwujudan tubuh
o   Kepuasan penampilan dan fungsi tubuh

1.      Bimbingan antisipasi
(mempersiapkan pasien terhadap krisis perkembangan atau krisis situasional
2.      Peningkatan citra tubuh
(meningkatkan persepsi sadar dan tak sadar pasien serta sikap terhadap tubuh pasien
3.      Peningkatan perkembangan : anak
(memfasilitasi dan memberi penyuluhan orang tua-pengasuh untuk memfasilitasi pertumbuhan motorik kasar, motorik halus, bahasa, kognitif,sosial dan emosional anak usia pra sekolah dan anak usia sekolah
4.      Peningkatan hrarga diri
(membantu pasien untuk meningkatkan penilaian personal terhadap harga diri)

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan resiko kesepian dapat teratasi dengan kriteria hasil :
·         Memperlihatkan pencegahan kesepian, yang dibuktikan oleh keparahan kesepin, dan keterlibatan sosial
·         Memperlihatkan keterlibatan sosial dibuktikan oleh indikator sebagai berikut (ebutkan 1-5: tidak pernah, jarang, kadang”, sering atau selalu):
o   Berinteraksi dengan teman dekat, tetangga, anggota keluarga
o   Berpartisipasi dalam anggota kelompok keagamaaan
o   Berpartisipasi dalam aktivitas waktu luang dengan orang lain
o   Berpartispasi dalam aktivitas organisasi
1. promosi integritas keluarga
R: Meningkatkan persatuan dan kesatuan keluarga
2. peningkatan sosialisi
R: memfasilitasi kemampuan individu lain untuk berinteraksi dengan orang lain
3. dukungan spiritual
R: membantu pasien untuk merasa seimbang dan terhunbung dengan yang maha kuasa
4.fasilitasi kunjungan
R: meningkatkan manfaat kunjungan keluarga dan teman



Tidak ada komentar:

Posting Komentar