Kamis, 17 Oktober 2013

CA PARU




BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Kanker paru merupakan penyebab kematian utama akibat kanker pada pria dan wanita. Selama 50 tahun terakhir terdapat suatu peningkatan insidensi paru-paru yang mengejutkan. American Cancer Society memperkirakan bahwa terdapat 1.500.000 kasus baru dalam tahun 1987 dan 136.000 meningggal. Prevalensi kanker paru di negara maju sangat tinggi, di USA tahun 1993 dilaporkan 173.000/tahun, di inggris 40.000/tahun, sedangkan di Indonesia menduduki peringkat 4 kanker terbanyak. Di RS Kanker Dharmais Jakarta tahun 1998 tumor paru menduduki urutan ke 3 sesudah kanker payudara dan leher rahim. Karena sistem pencatatan kita yang belum baik, prevalensi pastinya belum diketahui tetapi klinik tumor dan paru di rumah sakit merasakan benar peningkatannya. Sebagian besar kanker paru mengenai pria (5%), life time risk 1:13 dan pada wanita 1:20. Pada pria lebih besar prevalensinya disebabkan faktor merokok yang lebih banyak pada pria. Insiden puncak kanker paru terjadi antara usia 55 – 65 tahun. Kelompok akan membahas Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Kanker paru dengan kasus. Diharapkan perawat mampu memberikan asuhan keperawatan yang efektif dana mampu ikut serta dalam upaya penurunan angka insiden kanker paru melalui upaya preventif, promotof, kuratif dan rehabilitatif.

B.      Rumusan Masalah
BagaimanaAsuhanKeperawatanDenganPasienMenderitaPenyakit Cancer Paru Sesuai dengan kasus.

C.    Tujuan
1.     Tujuan Umum:
Menjelaskan asuhan keperawatan dengan klien kanker paru
2.      Tujuan Khusus:
a.       Menjelaskan konsep dasar dari penyakit kanker paru
b.      Menjelaskan definisi dari penyakit kanker paru
c.       Menjelaskan etiologi dari penyakit kanker paru
d.      Menjelaskan patofisiologi kanker paru
e.       Menjelaskan Stadium kanker paru
f.       Menjelaskan manifestasi klinis kanker paru
g.      Menjelaskan pemeriksaan diagnostik dan penatalaksanaan pada kanker paru
h.      Menjelaskan komplikasi pada kanker paru

D.   Sistematika

Makalah ini telah disusun dengan sebaik-baiknya dari :
BAB I             : Berisi pendahuluan seperti latar belakang, rumusan masalah, tujuan,  beserta  sistematika yang telah disusun.
BAB II                        : Berisi tentang pembahasan yang terdiri dari :
A.    Anatomi fisiologi pernafasan/ respirasi
B.     Definisi Cancer
C.     Definisi cancer paru
D.    Etiologi
E.     Patofisiologis
F.      Manifetasi klinis
G.    Pemeriksaan diagnostik
H.    Penatalaksanaan
BAB III          : Tinjauan kasus (asuhan keperawatan ca paru)
BAB IV          : Berisi tentang penutup (kesimpulan, daftar pustaka)







BAB II
PEMBAHASAN
A.    ANATOMI FISIOLOGI SISTEM RESPIRASI
      Pengertian pernafasan atau respirasi adalah suatu proses mulai dari pengambilan oksigen, pengeluaran karbohidrat hingga penggunaan energi di dalam tubuh. Manusia dalam bernapas menghirup oksigen dalam udara bebas dan membuang karbondioksida ke lingkungan.
Sistem pernafasan tersusun atas saluran pernafasan dan paru-paru sebagai tempat perrtukaraan udara pernafasan. Pernafasan merupakan proses untuk memenuhi kebutuhan oksigen yang diperlukan untuk mengubah sumber energi menjadi energi dan membuang CO2 sebagai sisa metabolisme.
Sistem pernafasan terdiri daripada lubang hidung, rongga hidung, faring, laring,  trakea , peparu tulang rusuk , otot interkosta , bronkus , bronkiol , alveolus dan diafragma . Lubang hidung sampai bronchiolus disebut pars konduktoria karena fungsinya sebagai saluran udara respirasi.
a.      Rongga Hidung dan Nasal
·         Dilapisi dengan epitelium silinder dan sel spitel berambut yang mengandung sel cangkir atau sel lendir sehingga permukaan nares basah dan berlendir.
·         Selaput lendir ini kaya akan pembuluh darah, yang bersambung dengan lapisan farinx dan dengan semua sinus yang mempunyai lubang masuk dalam rongga hidung.

Sewaktu udara melalui hidung, udara di saring oleh bulu-bulu (vestibulum) dan karena kontak dengan permukaan lendir yang dilaluinya membuat udara menjadi hangat. Penguapan air dari permukaan selaput lendir menyebabkan kondisi rongga hidung lembab. Hidung menghubungkan lubang-lubang sinus udara para nasalis yang masuk kedalam rongga hidung dan lubang naso-lakrimal yang menyalurkan air mata (bawah rongga nasalis)

b.      Faring
Udara dari rongga hidung masuk ke faring. Faring berbentuk seperti tabung corong, terletak di belakang rongga hidung dan mulut, dan tersusun dari otot rangka. Faring berfungsi sebagai jalannya udara dan makanan. Faring merupakan percabangan 2 saluran, yaitu saluranpernapasan ( nasofaring) pada bagian depan dan saluran pencernaan ( orofaring)pada bagian belakang.

c.       Laring
Laring terletak antara faring dan trakea. Laring tersusun atas Sembilan buah tulang rawan. Bagian dalam dindingnya digerakkan oleh otot untuk menutup serta membuka glotis. Glotis adalah lubang mirip celah yang menghubungkan trakea dengan faring. Laring memiliki katup yang disebut epiglotis. Pada saat menelan makanan, epiglotis tertutup sehingga makanan tidak masuk ke tenggorokan tetapi menuju kerongkongan. Makan sambil berbicara dapat mengakibatkan makanan masuk ke saluran pernapasan karena saluran pernapasan pada saat tersebut sedang terbuka. Walaupun demikian, saraf kita akan mengatur agar peristiwa menelan, bernapas, dan berbicara tidak terjadi bersamaan sehingga mengakibatkan gangguan kesehatan. Di dalam laring, selain terdapat epiglotis juga ditemukan adanya pita suara. Masuknya udara melalui faring akan menyebabkan pita suara bergetar dan terdengar sebagai suara.



d.      Trakea
Berupa pipa yang dindingnya terdiri atas 3 lapisan, yaitu lapisan luar terdiri atas jaringan ikat, lapisan tengah terdiri atas otot polos dan cincin tulang rawan, dan lapisan dalam terdiri atas jaringan epitelium besilia. Terletak di leher bagian depan kerongkongan

e.       Percabangan Bronkus


1)      Bronkhus
Merupakan percabangan trakea yang menuju paru-paru kanan dan kiri. Struktur bronkhus sama dengan trakea, hanya dindingnya lebih halus. Kedudukan bronkhus kiri lebih mendatar dibandingkan bronkhus kanan, sehingga bronkhus kanan lebih mudah terserang penyakit
2)      Bronkheolus
Bronkheolus adalah percabangan dari bronkhus, saluran ini lebih halus dan dindingnya lebih tipis. Bronkheolus kiri berjumlah 2, sedangkan kanan berjumlah 3, percabangan ini akan membentuk cabang yang lebih halus seperti pembuluh.
3)      Alveolus
Berupa saluran udara buntu membentuk gelembung-gelembung udara, dindingnya tipis setebal selapis sel, lembab dan berlekatan dengan kapiler darah.Alveolus berfungsi sebagai permukaan respirasi, luas total mencapai 100 m2 (50 x luas permukaan tubuh) cukup untuk melakukan pertukaran gas ke seluruh tubuh.

f.       Paru-paru
Berjumlah sepasang terletak di dalam rongga dada kiri dan kanan. Paru-paru kanan (pulmo dexter) memiliki 3 lobus (gelambir), sedangkan paru-paru kiri (pulmo sinister) memiliki 2 lobus (gelambir). Di dalam paru-paru ini terdapat alveolus yang berjumlah ± 300 juta buah. Bagian luar paru-paru dibungkus oleh selaput pleura untuk melindungi paru-paru dari gesekan ketika bernapas, berlapis 2 dan berisi cairan pleura. Antara selaput luar dan selaput dalam terdapat rongga berisi cairan pleura yang berfungsi sebagai pelumas paru-paru. Cairan pleura berasal dari plasma darah yang masuk secara eksudasi.
Paru-paru dibungkus oleh pleura. Pleura ada yang menempel langsung ke paru, disebut sebagai pleura visceral. Sedangkan pleura parietal menempel pada dinding rongga dada dalam. Diantara pleura visceral dan pleura parietal terdapat cairan pleura yang berfungsi sebagai pelumas sehingga memungkinkan pergerakan dan pengembangan paru secara bebas tanpa ada gesekan dengan dinding dada.

B.        DEFINISI CANCER
            Kanker adalah suatu pertumbuhan sel sel abnormal yang cenderung menginvasi jaringan di sekitarnya  dan menyebar ke tempat-tempat jauh.
Kanker adalah pertumbuhan sel abnormal yang cenderung menyerang jaringan disekitarnya dan menyebar ke organ tubuh lain yang letaknya jauh. Kanker terjadi karena profilerasi sel tak terkontrol yang terjadi tanpa batas dan tanpa tujuan bagi pejamu. Istilah kanker menagcu pada lebih dari 100 bentuk penyakit. Meskipun setiap kanker memiliki ciri unik, kanker muncul melalui beberapa proses yang sama yang pada akhirnya bergantung pada perubahan genetik secara krusial. (elizabeth, 2008)

PENANDA SEL TUMOR
            Sebagian sel kanker mengeluarkan penanda (Marker) sel tumor. Penanda tersebut adalah zat spesifik yang disekresikam oleh tumor kedalam darah, urine atau cairan spinalis orang yang mengidap kanker. Penanda sel tumor mungkin merupakan antigen spesifik yang terdapat di sel kanker. Sebagian antigen tumor serupa denagn antigen janin dan disebut antigen janin dan disebut antigen onkofetal (“onko” berarti tumor). Karena antigen janin sering tidak mencetuskan respon imun, antigen janin tersebut menyamarkan tumor dari sintem imun penjamu. Penanda sel tumor bahkan dapat mencakup fragmen DNA yang dapat dideteksi, dengan teknin pengukuran yang sangat sensitif, dalam sirkulasi jika dihasilkan secar berlebihan oleh tumor tertentu.
DAMPAK KLINIS PENANDA SEL TUMOR
Penanda sel tumor secara klinis penting karna dapat dijadikan alat untuk mendeteksi sel kanker tertentu, dan perkembangan dapat diikuti sebelum, selama, dan setelah pengobatan. Misalnya, apabila ditemukan adanya penanda sel tumor spesifik pada seorang pasien, maka kanker diperkirakan diderita oleh pasien tersebut sehingga diperlukan evaluasi diagnostig lebih lanjut.
CONTOH PENANDA SEL TUMOR
Contoh penanda sel tumor adalah :
1.         Alfa fetoprotein untuk kanker hati dan yolk sac (ovarium dan testis)
2.         Antigen karsinoembrionik untu kanker kolorektum
3.         HCG (human chorionic gonadotropin) untuk banyak tumor, termasuk koriokarsinoma (biasanya kanker rahim)
4.         Fosfatasea asam dan antigen spesifik prostat (prostate speciftic antigen, PSA) untuk kanker prostat
5.         Imunoglobulin monoklonal (satu subtipe antibodi) untuk melanoma multipe
6.         CA-125, sebuah protein yang dilepaskan dari organ reproduksi wanita dan dari lapisan kavum toraks dan rongga peritoneum. Protein ini meningkat jumlahnya pada jaringn yang meradang atau cedera dan sebagian penanda untuk kanker ovarium.
           
DISKRIPSI PERTUMBUHAN DAN PENYEBARAN TUMOR
Pertumbuhan dan penyebaran tumor seringkali dideskripsikan secara klinis; beberapa istilah berbeda yang digunakn, dijelaskan dibawah ini
1.         Derajat (grading) : penilaian tumor berdasarkan derajat anaplasia yang diperlihatkannya. Sebagai contoh, sel yang kurang berdiferensiasi (yang sanat anaplastik) menandakan tingkat tinggi
2.         Stadium (staging) : keputusa klinis yang berkaitan dengan ukuran tumor, derajat invasi lokal yang telah terjadi, dan derajat penyebarannya ketempat-tempat yang jauh pada individu tertentu.
3.         Waktu penggandaan (dobling time) : perkiraan jumlah waktu rerata yang diperlukan untuk pembelahan sel-sel tumor. Sel-sel tumor yang cepat membelah memiliki waktu penggandaan yang singkat.
Tumor dapat tumbuh hanya secara lokal atau dapat menyebar ke tempat-tempat jauh melalui proses yang dinamakan metastasis. Metastasis inilah yang akhirnya mengantarkan seseorang pada kematian.
Kategori kanker
1.         Tumor diindentifikasi berdasarkan jaringan asal, tempat mereka tumbuh. Akhiran “oma’ biasanya ditambahkan ke istilah jaringn untuk mengidentifikasi suatu kaker.
2.         KARSINOMA adalah kanker jaringn epitel, termasuk sel-sel kulit, testis, ovarium, kelenjar penghasil mucus, sel penghasil melanin, payudara, serviks, kolon, rectum, lambung, pangkreas dan esophagus karsinoma in situ adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan sel epitel abnormal yang masih terbatas di daerah tertentu sehingga masih dianggap lesi prainvasif.
3.         LIMFOMA adalah kanker jaringn limfe yang mencakup kapiler limfe, lacteal, limpa, jar limfe, dan pembuluh limfe. Timus dan sumsum tulang juga dapat dipengaruhi. Limfoma spesifik antara lain adalah penyakit Hodgkin (kanker kelenjar limfe dan limpa) dan limfoma malignum
4.         SARKOMA adalah kanker jaringn ikat, termasuk sel-sel yang ditemukan di otot dan tulang
5.         GLIKOMA adalah kanker sel-sel glia (penunjang) di susunan saraf pusat
C.        DEFINISI KANKER  PARU
Kanker paru merupakan keganasan pada jaringan paru (Price, Patofisiologi, 1995).
Kanker paru merupakan abnormalitas dari sel – sel yang mengalami proliferasi dalam paru (Underwood, Patologi, 2000).
Kanker paru-paru adalah pertumbuhan sel kanker yang tidak terkendali dalm jaringan paru-paru dapat disebabkan oleh sejumlah karsinogen, lingkungan, terutama asap rokok.( Suryo, 2010)
Terdapat 4 jenis umum kanker paru: tiga karsinoma sel besar dan satu karsinoma sel kecil. Karsinoma sel besar adalah karsinoma sel skuamosa, adenokarsinoma sel besar.
Karsinoma sel skuamosa sebanyak 30% dari kanker paru. Kanker ini jelas berkaitan dengan asap rokok dan pajanan dengan toksin-toksin lingkungan, seperti asbestosdan komponen polusi udara. Tumor sel skuamosa biasanya terletak di bronkus pada sisi tempat bronkus masuk ke paru, yang disebut hilus, yang kemudian meluas kebawah ke bronkus. Karena bronkus pada derajat tertentu mengalami obstruksi, dapat terjadi atelektasis absorpsi dan pneumonia, serta penurunan kapasitas ventilasi. Tumor ini tumbuh retif lambat dan memiliki prognosis yang paling baik, yaitu kemungkinan hidup lima tahun jika didiagnosis sebelum metastasis.
Adenokarsinoma adalah jenis kanker paru yang berasal dari kelenjar paru. Tumor ini biasanya terjadi dibagian perifer paru, termasuk bronkiolus terminal dan alveolus. Kanker Jenis ini terhitung sekitar 30% dari kanker paru dan lebih tinggi diantara wanita. Adenokarsinoma biasanya berukuran kecil dan tumbuh lambat, tetapi bermetastasis secara dini dan angka bertahan hidup sampai 5 tahunnya buruk.
Kanker sel besar Takberdiferensiasi sangat anaplastik dan cepat bermetastasis. Tumor ini sekitar 10-15% dari semua kanker paru, sering terjadi di bagian perifer dan meluas kearah pusat paru. Tumor ini berkaitan erat dengan merokok dan dapat menyebabkan nyeri dada. Kanker jenis ini mamiliki prognosis berthan hidup yang sangat buruk.
Karsinoma sel kecil sekitar 25% dari semua sel kanker paru. Tumor jenis ini juga disebut sebagi karsinoma oat cell dan biasanya tumbuh dibagian tengah paru. Karsinoma sel kecil sejenis tumor yang bersifat sangat anaplastik, atau embrionik, sehingga memperlihatkan insiden metastasis yang tinggi. Tumor ini sering merupakan tempat produksi tumor ektopik dan dapat menyebabkan gejala awal berdasarkan gangguan endokrin. Metastasis paru yang timbul ada tumor ini juga disebabkan obstruksi aliran udara. Tumor jenis ini mungkin merupakn jenis yang paling sering dijumpai pada perokok, dan memiliki prognosis paling buruk. (elizabeth, 2008)

Pembagian praktis untuk tujuan pengobatan :
1.         Small Cell Lung Cancer (SCLC)
Gambaran histologinya yang khas adalah dominasi sel-sel kecil yang hampir semuanya diisi oleh mucus dengan sebaran kromatin yang sedikit sekali tanpa nucleoli. Disebut juga “oat cell carcinoma” karena bentuknya mirip dengan bentuk biji gandum, sel kecil ini cenderung berkunpul sekeliling pembuluh darah halus menyerupai psedoroset. Sel-sel yang bermitosis banyak sekali ditemukan begitu juga gambaran nekrosis. DNA yang terlepas menyebabkan warna gelap disekitar pembuluh darah
1.         Non Small Cell Lung Cancer (NSCLC) karsinoma skuamosa, adeno karsinoma, karsinoma sel besar.
Karsinoma sel skuamosa/karsinoma bronkogenik. Karsinoma sel skuamosa berciri khas proses keratisasi  dan pembentukan “bridge” intraseluler, studi sitologi memperlihatkan perubahan yang nyata dari dysplasia skuamosa ke karsinoma insitu

Klasifikasi histologist WHO 1999 untuk tumor paru dan tumor pleura : Epithelia tumors
1.         Benign
2.         Preinsasive
3.         Malignant
4.         Large cell carcinoma
5.         Adenosquamous carcinoma
6.         Carcinoma woth pleomorphic sarcomatoid or sarcomatous element
7.         Carcinoid tumor
8.         Carcinomas of salicary gland tyepe

Gambaran klinis kanker paru
1.         Metastasis
Pada fase awal kebanyakan kanker paru tidak menunjukkan gejala-gejala klinis. Bila sudah menampakkan gejala berarti psien dalam stadium lanjut
Gejala-gejala dapat bersifat :
1.         Lokal (tumor setempat)
1.         Batuk baru atau batuk lebih hebat pada batuk kronis
2.         Hemoptisis
3.         Mengi (wheezing, stridor) karena ada obstruksi saluran napas
4.         Kadang terdapat kavitas seperti abses paru
5.         Aelektasis
6.         Invasi local
1.         Nyeri dada
2.         Dispnea karena efusi pleura
3.         Invasi ke pericardium terjadi temponade atau aritmia
4.         Sindrom vena cava superior
5.         Sindrom Horner (facial anhidrosis, ptosis, miosis)
6.         Suara sesak, karena penekanan pada nervus laryngeal recurrent
7.         Syndrome Pancoasta karena invasi pada pleksus brakialis dan saraf simpatis servikalis
8.         Gejala penyakit metastasis
1.         Pada otak, tulang, hati, adrenal
2.         Limfadenopati servikal dan supraklavikula (sering menyertai metastasis
3.         Sindrom Paraneoplastik : Terdapat pada 10% kanker paru, dengan gejala

1.         Sistemik : penurunan berat badan, anoreksia, demam
2.         Hematologi : leukositosis, anemia, hiperkoagulasi
3.         Hipertrofi : osteoartropati
4.         Neurologic : dementia, ataksia, tremor, neuropati perifer
5.         Neuromiopati
6.         Endokrin : sekresi berlebihan hormone paratiroid (hiperkalsemia)
7.         Dermatologi : eritema multiform, hyperkeratosis, jari tabuh
8.         Renal : syndrome of inappropriate andiuretic hormone (SIADH)
9.         Asimtomatik denagn kelainan radiologis
1.         Sering terdapat pada perokok dengan PPOK/COPD yang terdeteksi secara radiologis
2.         Kelainan berupa nodul soliter
D.    ETIOLOGI
1.           Merokok
            Kejadian kanker paru-paru adalah sangat terkait dengan merokok, dengan kira-kira 90% dari kanker-kanker paru-paru timbul sebagai akibat dari penggunaan tembakau. Risiko kanker paru-paru meningkat dengan jumlah rokok-rokok yang dihisap melalui waktu; dokter-dokter merujuk risiko ini dalam hal sejarah merokok bungkus tahunan (jumlah dari bungkus-bungkus rokok yang dihisap per hari dikalikan dengan jumlah tahun-tahun penghisapan). Contohnya, seorang yang telah merokok dua bungkus rokok per hari untuk 10 tahun mempunyai suatu sejarah 20 bungkus tahunan. Ketika risiko kanker paru meningkat bahkan dengan suatu sejarah merokok 10 bungkus tahunan, mereka yang dengan sejarah-sejarah 30 bungkus tahunan atau lebih dipertimbangkan mempunyai risiko yang paling besar mengembangkan kanker paru. Diantara merek yang merokok dua bungkus atau lebih rokok per hari, satu dari tujuh akan meninggal karena kanker paru.
Menghisap pipa dan cerutu dapat juga menyebabkan kanker paru, meskipun risikonya tidak setinggi menghisap rokok. Dimana seorang yang merokok satu bungkus rokok per hari mempunyai suatu risiko mengembangkan kanker paru yang 25 kali lebih tinggi daripada seorang yang tidak merokok, perokok-perokok pipa dan cerutu mempunyai suatu risiko kanker paru yang kira-kira 5 kali daripada seseorang yang tidak merokok.
Asap tembakau mengandung lebih dari 4,000 senyawa-senyawa kimia, banyak darinya telah ditunjukkan menyebabkan kanker, atau karsinogen. Dua karsinogenik-karsinogenik utama didalam asap tembakau adalah kimia-kimia yang dikenal sebagai nitrosamines dan polycyclic aromatic hydrocarbons. Risiko mengembangkan kanker paru berkurang setiap tahun seiring dengan penghentian merokok ketika sel-sel normal tumbuh dan menggantikan sel-sel yang rusak didalam paru. Pada mantan-mantan perokok, risiko mengembangkan kanker paru mulai mendekati yang dari seorang bukan perokok kira-kira 15 tahun setelah penghentian merokok.
2.      Merokok Pasif
Serat-serat asbes (asbestos fibers) adalah serat-serat silikat (silicate fibers) yang dapat menetap untuk seumur hidup dalam jaringan paru seiring dengan paparan pada asbes-asbes. Tempat kerja adalah suatu sumber paparan pada serat-serat asbes yang umum, karena asbes-asbes digunakan secara meluas di masa lalu untuk kedua-duanya yaitu sebagai materi-materi isolasi panas dan akustik. Sekarang, penggunaan asbes dibatasi atau dilarang pada banyak negara-negara, termasuk Amerika. Kedua-duanya kanker paru dan mesothelioma (suatu tipe kanker dari pleura atau dari lapisan rongga perut yang disebut peritoneum) dikaitkan dengan paparan pada asbes-asbes. Mehisap rokok secara dramatis meningkatkan kemungkinan mengembangkan suatu kanker paru yang berhubungan dengan asbes pada pekerja-pekerja yang terpapar. Pekerja-pekerja asbes yang tidak merokok mempunyai suatu risiko sebesar lima kali mengembangkan kanker paru daripada bukan perokok, dan pekerja-pekerja asbes yang merokok mempunyai suatu risiko sebesar 50 sampai 90 kali lebih besar daripada bukan perokok.
3.              Radon Gas
Radon gas adalah suatu gas mulia secara kimia dan alami yang adalah suatu pemecahan produk uranium alami (Produk radio aktif). Ia pecah/hancur membentuk produk-produk yang mengemisi suatu tipe radiasi yang mengionisasi. Radon gas adalah suatu penyebab kanker paru yang dikenal, dengan suatu estimasi 12% dari kematian-kematian kanker paru diakibatkan oleh radon gas, atau 15,000 sampai 22,000 kematian-kematian yang berhubungan dengan kanker paru setiap tahun di Amerika, membuat radon penyebab utama kedua dari kanker paru di Amerika. Seperti dengan paparan pada asbes, merokok yang serentak meningkatkan sangat besar risiko kanker paru dengan paparan pada radon. Radon gas dapat bergerak melalui tanah dan masuk kedalam rumah melalui celah-celah diantara fondasi-fondasi, pipa-pipa, saluran-saluran, atau tempat-tempat terbuka lainnya. The U.S. Environmental Protection Agency memperkirakan bahwa satu dari setiap 15 rumah-rumah di Amerika mengandung tingkat-tingkat radon gas yang berbahaya. Radon gas tidak terlihat dan tidak berbau, namun ia dapat terdeteksi dengan kotak-kotak tes yang sederhana.
4.             Kecenderungan Keluarga
Ketika mayoritas dari kanker-kanker paru dikaitkan dengan menghisap tembakau, fakta bahwa tidak semua perokok akhirnya mengembangkan kanker paru menyarankan bahwa faktor-faktor lain, seperti kepekaan genetik individu, mungkin memainkan suatu peran dalam menyebabkan kanker paru. Banyak studi-studi telah menunjukkan bahwa kanker paru kemungkinan terjadi pada saudara-saudara baik yang merokok maupun yang tidak merokok yang telah mempunyai kanker paru daripada populasi umum. Penelitian akhir-akhir ini telah melokalisir suatu daerah pada lengan panjang dari kromosom manusia nomor 6 yang kemungkinan mengandung suatu gen yang memberikan suatu kepekaan yang meningkat mengembangkan kanker paru pada perokok-perokok.
5.      Penyakit-Penyakit Paru
Kehadiran penyakit-penyakit paru tertentu, khususnya chronic obstructive pulmonary disease (COPD), dikaitkan dengan suatu risiko yang meningkat sedikit (empat sampai enam kali risiko dari seorang bukan perokok) untuk mengembangkan kanker paru bahkan setelah efek-efek dari menghisap rokok serentak telah ditiadakan.
6.      Sejarah Kanker Paru sebelumnya
Orang-orang yang selamat dari kanker paru mempunyai suatu risiko yang lebih besar daripada populasi umum mengembangkan suatu kanker paru kedua. Orang-orang yang selamat dari non-small cell lung cancers (NSCLCs, lihat dibawah) mempunyai suatu risiko tambahan dari 1%-2% per tahun mengembangkan suatu kanker paru kedua. Pada orang-orang yang selamat dari small cell lung cancers (SCLCs), risiko mengembangkan kanker-kanker kedua mendekati 6% per tahun.
7.      Polusi Udara
Polusi udara dari kendaraan-kendaraan, industri, dan tempat-tempat pembangkit tenaga (listrik) dapat meningkatkan kemungkinan mengembangkan kanker paru pada individu-individu yang terpapar. Sampai 1% dari kematian-kematian kanker paru disebabkan oleh pernapasan udara yang terpolusi, dan ahli-ahli percaya bahwa paparan yang memanjang (lama) pada udara yang terpolusi sangat tinggi dapat membawa suatu risiko serupa dengan yang dari merokok pasif untuk mengembangkan kanker paru. Merokok merupakan penyebab utama dari sekitar 90% kasus kanker paru-paru pada pria dan sekitar 70% pada wanita. Semakin banyak rokok yang dihisap, semakin besar risiko untuk menderita kanker paru-paru. Hanya sebagian kecil kanker paru-paru (sekitar 10%-15% pada pria dan 5% pada wanita) yang disebabkan oleh zat yang ditemui atau terhirup di tempat bekerja. Bekerja dengan asbes, radiasi, arsen, kromat, nikel, klorometil eter, gas mustard dan pancaran oven arang bisa menyebabkan kanker paru-paru, meskipun biasanya hanya terjadi pada pekerja yang juga merokok. Peranan polusi udara sebagai penyebab kanker paru-paru masih belum jelas. Beberapa kasus terjadi karena adanya pemaparan oleh gas radon di rumah tangga. Kadang kanker paru (terutama adenokarsinoma dan karsinoma sel alveolar) terjadi pada orang yang paru-parunya telah memiliki jaringan parut karena penyakit paru-paru lainnya, seperti tuberkulosis dan fibrosis.
Kanker paru paling banyak ditemukan pada laki-laki dewasa dan perokok. Lebih dari 80% kanker paru berhubungan dengan perokok. Bagaimanapun, tidak semua perokok akhirnya menderita kanker paru. Berhenti dari merokok akan mengurangi dengan sangat berarti risiko seseorang terkena kanker paru. Risiko pada bekas perokok lebih besar daripada orang-orang yang tidak pernah merokok. Faktor lain yang dapat menjadi faktor risiko terutama berkaitan dengan udara yang dihirup.
8Kekurangan Vitamin A dan C
Suatu penelitian menunjukkan adanya hubungan erat antara betakaroten dan vitamin A dengan pencegahan dan penyembuhan penyakit jantung koroner dan kanker. Hal ini terkait dengan fungsi betakaroten dari vitamin A sebagai antioksidan yang mampu melawan radikal bebas. Pencegahan kanker. Kemampuan retinoid dalam memengaruhi perkembangan sel epitel dan meningkatkan aktivitas sistem kekebalan, berpengaruh terhadap pencegahan kanker kulit, tenggorokan, paru-paru, payudara, dan kantong kemih. Betakaroten bersama dengan vitamin E dan C telah berperan aktif sebagai antioksidan untuk mencegah berbagai kanker.
Fakta bahwa hasil kerja NIDDK menunjukkan bahwa vitamin C dosis tinggi telah terbukti menjadi toksik (racun) bagi sel kanker, tetapi membiarkan sel itu sendiri tetap normal. Kualitas ini, dengan jelas, sangat dibutuhkan jika kita sedang berusaha memerangi kanker namun menginginkan tubuh yang normal tidak me-ngalami cedera. Frie dan Lawson berdiskusi seberapa tinggi dosis vitamin C dapat meningkatkan produksi hydrogen peroksida, yang diperkirakan merupakan zat utama yang menentukan sifat anti kanker dari vitamin C.
Faktor Risiko Kanker Paru
           Laki-laki
           Usia lebih dari 40 tahun
           Pengguna tembakau (perokok putih, kretek atau cerutu)
           Hidup atau kontal erat dengan lingkungan asap tembakau (perokok pasif)
           Radon dan asbes
           Lingkungan industri tertentu
           Zat kimia, seperti arsenik
           Beberapa zat kimia organik
           Radiasi dari pekerjaan, obat-obatan, lingkungan
           Polusi udara
           Kekurangan vitamin A dan C
Seseorang yang termasuk golongan risiko tinggi (GRT) jika mempunyai keluhan napas (gangguan respirasi) seperti batuk, sesak napas, nyeri dada, sebaiknya segera meneriksakan diri dan dirujuk ke dokter spesialis paru

E.           PATOFISIOLOGI
Dari etiologi yang menyerang percabangan segmen/ sub bronkus menyebabkan cilia hilang dan deskuamasi sehingga terjadi pengendapan karsinogen. Dengan adanya pengendapan karsinogen maka menyebabkan metaplasia,hyperplasia dan displasia. Bila lesi perifer yang disebabkan oleh metaplasia, hyperplasia dan displasia menembus ruang pleura, biasa timbul efusi pleura, dan bisa diikuti invasi langsung pada kosta dan korpus vertebra.
Lesi yang letaknya sentral berasal dari salah satu cabang bronkus yang terbesar. Lesi ini menyebabkan obstuksi dan ulserasi bronkus dengan diikuti dengan supurasi di bagian distal. Gejala – gejala yang timbul dapat berupa batuk, hemoptysis, dispneu, demam, dan dingin.Wheezing unilateral dapat terdengan pada auskultasi.
Pada stadium lanjut, penurunan berat badan biasanya menunjukkan adanya metastase, khususnya pada hati. Kanker paru dapat bermetastase ke struktur – struktur terdekat seperti kelenjar limfe, dinding esofagus, pericardium, otak, tulang rangka.
G.      MANIFESTASI KLINIS
1. Gejala awal. Stridor lokal dan dispnea ringan yang mungkin disebabkan oleh obstruksi pada bronkus.
2. Gejala umum.
1.         Batuk : Kemungkinan akibat iritasi yang disebabkan oleh massa tumor. Batuk   mulai sebagai batuk kering tanpa membentuk sputum, tetapi berkembang sampai titik dimana dibentuk sputum yang kental dan purulen dalam berespon terhadap infeksi sekunder.
2.         Hemoptisis : Sputum bersemu darah karena sputum melalui permukaan tumor   yang mengalami ulserasi.
3.         Anoreksia, lelah, berkurangnya berat badan.
            Stadium Kanker paru
Sistem stadium TNM Internasional untuk Kanker Paru yang sudah direvisi : 1997 American Joint Committee on Cancer
Gambaran TNM          Definisi
T0                                Tidak terbukti adanya tumor premier
TxKanker yang tersembunyi terlihat pada sitologi bilasan bronkus, tidak terlihat pada radiogram atau bronkoskopi
Tis                               Karsinoma in situ
T1                                Tumor berdiameter ≤3 cm dikelilingi paru atau pleura viselaris yang normal
T2                                Tumor berdiameter >3 cm atau ukuran berapa pun yang sudah menyerang pleura viselaris atau mengakibatkan atelektasis yang meluas ke hilus ; harus berjarak >2 cm distal dari krania
T3                                Tumor berukuran berapapun dengan perluasan langsung pada dinding dada, diagram, pleura mediastinalis, atau korpus vertebra ; atau dalam jarak 2 cm dari karina, tetapi tidak mengenai karina
T4                                Tumor berukuran berapapun yang sudah menyerang mediastinum atau mengenai jantung, pembuluh darah besar, trakea, esophagus, korpus vertebra atau karina ; atau adanya efusi pleura yang maligna

KETERLIBATAN KELENJAR GETAH BENING REGIONAL (N)
N0           Tidak dapat terlihat metastasis pada kelenjar getah bening regional
N1            Metastasis pada peribrokial dan/atau kelenjar-kelenjar hilus ipsilateral
N2            Metastasis pada mediastinal ipsilateral atau kelenjar getah bening subkarina
N3                          Metastasis pada mediastinal atau kelenjar-kelenjar getah bening hilus kontralateral ; kelenjar kelenjar-kelenjar getah bening skalenus atau supraklavikular ipsilateral atau kontralateral

METASTASIS JAUH (M)
M0                               Tidak diketahui adanya metastasis jauh
M1                               Metastasis jauh terdapat pada tempat tertentu (missal otak)

KELOMPOK STADIUM
Karsinoma tersembunyi          Tx,N0,M0                   Spuntum mengandung sel-sel ganas  tetapi tidak dapat dibuktikan adanya tumor primer atau metastasis
Stadium 0                                Tis, N0, M0                 Karsinoma in situ
Stadium IA                             T1, N0, M0                 Tumor termasuk T1 tanpa adanya bukti metastasis pada kelenjar getah bening regional atau tempat yang jauh
Stadium IB                             T2, N0, M0                 Tumor termasuk klasifikasi T2 dengan bukti metastasis pada kelenjar getah bening regional atau tempat yang jauh
Stadium IIA                            T1, N1, M0                 tumor termasuk klasifikasi T1 dengan bukti hanya terdapat metastasis ke peribrokial ipsilateral atau hilus kelenjar limfe ; tidak ada metastasis ke tempat yang jauh.
Stadium IIB                            T2, NI, M0
T3, N0, M0                 tumor termasuk klasifikasi T2 atau T3 dengan atau tanpa bukti metastasis ke peribronkial ipsilateral atau hilus kelenjar limfe ; tidak ada metastasis ke tempat yang jauh
Stadium IIIA                          T1-T3, N1, N2, M0     tumor termasuk klasifikasi T1, T2, atau T3 dengan atau tanpa bukti adanya metastasis ke peribronkial
Stadium IIIB                         T beberapa pun, N3
T4,N beberapapun,M0Setiap klasifikasi tumor dengan metastasis hilus kontralateral atau kelenjar getah bening mediastinum atau ke skalenus atau kelenjar limfe supraklafikular ; atau setiap tumor yang diklasifikasikan sebagai T4 dengan atau tanpa metastasis ke kelenjar getah bening regional ; tidak ad metastasis ke tempat yang jauh
Stadium IV                            T beberapa pun, N       setiap tumor dengan metastasis jauh   beberapa pun, M1
G.          PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. Radiologi.
1.         Foto thorax posterior – anterior (PA) dan leteral serta Tomografi dada.
Merupakan pemeriksaan awal sederhana yang dapat mendeteksi adanya kanker paru.
Menggambarkan bentuk, ukuran dan lokasi lesi. Dapat menyatakan massa udara      pada bagian hilus, effuse pleural, atelektasis erosi tulang rusuk atau vertebra.
b. Bronkhografi.
    Untuk melihat tumor di percabangan bronkus.
2. Laboratorium.
a. Sitologi (sputum, pleural, atau nodus limfe).
    Dilakukan untuk mengkaji adanya/ tahap karsinoma.
b. Pemeriksaan fungsi paru dan GDA
Dapat dilakukan untuk mengkaji kapasitas untuk memenuhi kebutuhan ventilasi.
c. Tes kulit, jumlah absolute limfosit.
Dapat dilakukan untuk mengevaluasi kompetensi imun (umum pada kanker
paru).
3. Histopatologi.
a. Bronkoskopi.
Memungkinkan visualisasi, pencucian bagian,dan pembersihan sitologi lesi (besarnya karsinoma bronkogenik dapat diketahui).
b. Biopsi Trans Torakal (TTB).
Biopsi dengan TTB terutama untuk lesi yang letaknya perifer dengan ukuran < 2 cm, sensitivitasnya mencapai 90 – 95 %.
c. Torakoskopi.
Biopsi tumor didaerah pleura memberikan hasil yang lebih baik dengan cara torakoskopi.
d. Mediastinosopi.
    Untuk mendapatkan tumor metastasis atau kelenjar getah bening yang terlibat.
e. Torakotomi.
Totakotomi untuk diagnostic kanker paru dikerjakan bila bermacam – macam prosedur non invasif dan invasif sebelumnya gagal mendapatkan sel tumor.

4. Pencitraan.
a. CT-Scanning, untuk mengevaluasi jaringan parenkim paru dan pleura.
b. MRI.


H.     PENATALAKSANAAN
 Tujuan pengobatan kanker dapat berupa :
1.         Kuratif
Memperpanjang masa bebas penyakit dan meningkatkan angka harapan hidup             klien.
2.         Paliatif.
Mengurangi dampak kanker, meningkatkan kualitas hidup.
3.         Rawat rumah (Hospice care) pada kasus terminal.
Mengurangi dampak fisis maupun psikologis kanker baik pada pasien maupun keluarga.
4.         Supotif.
Menunjang pengobatan kuratif, paliatif dan terminal sepertia pemberian nutrisi,  tranfusi darah dan komponen darah, obat anti nyeri dan anti infeksi. (Ilmu Penyakit Dalam, 2001 dan Doenges, rencana Asuhan Keperawatan, 2000)
1). Pembedahan.
Tujuan pada pembedahan kanker paru sama seperti penyakit paru lain, untuk mengankat semua jaringan yang sakit sementara mempertahankan sebanyak mungkin fungsi paru –paru yang tidak terkena kanker.
1.         Toraktomi eksplorasi.
Untuk mengkomfirmasi diagnosa tersangka penyakit paru atau toraks khususnya karsinoma, untuk melakukan biopsy.
2.         Pneumonektomi pengangkatan paru).
Karsinoma bronkogenik bilaman dengan lobektomi tidak semua lesi bisa diangkat.
3.         Lobektomi (pengangkatan lobus paru).
Karsinoma bronkogenik yang terbatas pada satu lobus, bronkiaktesis bleb atau bula emfisematosa; abses paru; infeksi jamur; tumor jinak tuberkulois.
4.         Resesi segmental.
Merupakan pengankatan satau atau lebih segmen paru.
5.         Resesi baji.
Tumor jinak dengan batas tegas, tumor metas metik, atau penyakit peradangan yang terlokalisir. Merupakan pengangkatan dari permukaan paru – paru berbentuk baji (potongan es).
6.         Dekortikasi.
Merupakan pengangkatan bahan – bahan fibrin dari pleura viscelaris)
7.         Radiasi
Pada beberapa kasus, radioterapi dilakukan sebagai pengobatan kuratif dan bisa juga sebagai terapi adjuvant/ paliatif pada tumor dengan komplikasi, seperti mengurangi efek obstruksi/ penekanan terhadap pembuluh darah/ bronkus.
8.         Kemoterafi.
Kemoterapi digunakan untuk mengganggu pola pertumbuhan tumor, untuk menangani pasien dengan tumor paru sel kecil atau dengan metastasi luas serta untuk melengkapi bedah atau terapi radiasi.







BAB III
TINJAUAN KASUS
Dalam BAB ini kami akan memaparkan Asuhan Keperawatan pada klien Ny. G dengan kangker paru yang dirawat di rumah sakit pemeritah dari tanggal 7 maret sampai dengan 18 maret 2012.

A.    PENGKAJIAN
1.      Data Demografi
Nama klien                        : Ny. G
Umur                                 : 49 Tahun
Diagnosa Medik                : Kangker paru
Tanggal Masuk                  :07/03/2012
Alamat                              :jl.pitara rangkapan jaya rt02/07 no 37. depok
Suku                                  : batak
Agama                               : islam
Pekerjaan                           : pemulung
Status perkawinan             : Menikah
Status pendidikan             : Tamat SD

2.      Riwayat Penyakit
a.    Keluhan Utama
Klien mengatakan sering mengalami batuk, sesak nafas, nyeri dada, demam, batuk berdarah, tidak nafsu makan, disfagia (kesulitan untuk menelan).

b.   Riwayat Penyakit Sekarang
Klien masuk ke UGD tanggal 7 maret 2012 pukul 15.00 WIB Klien mengeluh batuk , sesak nafas, dan nyeri dada. Sesak nafas di rasakan pada saat pasien berbaring. Klien datang ke UGD dengan tingkat kesadaran composmentis, tekanan darah 90/80mmHg, Respirasi Rate : 30 x/menit,suhu: 39 c.




c.    Riwayat Penyakit Terdahulu
Klien pernah mengalami dan merasakan keluhan ini sudah berlangsung cukup lama dan sering demam batuk produktif

3.      Riwayat Kesehatan Keluarga
Menurut pengakuan keluarga, dalam keluarganya ibunya mengalami penyakit yang sama dengan pasien yaitu kangker paru.

4.      Keluhan waktu di data
Pada saat dilakukan pengkajian pada tanggal 7 maret 2012 ditemukan keadaan umum klien batuk, sesak nafas, nyeri dada, wheezing local unilateral, terdapat tanda infeksi (demam batuk produktif), batuk darah, penurunan berat badan, disfagia, aritmia, terdapat sindrom vena kava superior (cubbing finger) tingkat kesadaran klien composmentis, tekanan darah : 90/80 mmHg, HR : 113x/menit, pernapasan klien sesak RR: 30x/ menit.

5.      Pemeriksaan fisik

1.      Aktivitas/ istirahat
Gejala :            Ketidakmampuan melakukan aktifitas kebiasaan secara rutin, sesak nafas karna melakukan aktifitas.
Tanda: Pasien lesu
2.      Sirkulasi
Gejala :            Terdapat sindrom vena kava superior (cubbing finger), terjadi aritmia, Takikardi, Jari tabuh.
Integritas Ego
Gejala :            perasaan takut, menolak kondisi yang berat atau potensial keganasan
Tanda :            kegelisahan, insomnia, pertanyaan yang diulang – ulang

3.      Eliminasi
Gejala :            di area yang hilang timbul (ketidakseimbangan hormonal karsinoma sel kecil), peningkatan sekresi jumlah urin.
4.      Makanan / Cairan
Gejala :            Penurunan berat badan, nafsu makan buruk, penurunan masukan makanan, kesulitan menelan, haus atau peningkatan masukan cairan.
Tanda :            kurus, kerempeng atau penampilan kurang bobot, edema wajah atau leher, dada, punggung ( obstruksi vena kava), edema wajah atau periordital ( ketikaseimbangan hormonal, kalsinoma sel kecil )
5.      Nyeri atau Keamanan
Gejala :            Nyeri dada(tidak biasanya ada pada tahap dini dan tidak selalu pada tahap lanjut) dimana dapat atau tidak dapat dipengaruhi oleh perubahan posisi, nyeri bahu atau tangan( khususnya pada sel besar atau adenokalsioma), nyeri tulang atau sendi: erosi kapilago sekunder terhadap peningkatan hormone pertumbuhan ( sel besar atau adenokarsinoma), nyeri abdomen hilang timbul.
6.      Pernafasan
Gejala :            Batuk ringan atau perubahan pola batuk dari biasanya dan produksi sputum, napas pendek, pekerja yang terpajan polutan, debu industry, serak, paralisis pita suara, riwayat merokok
Tanda:             Dipsnea, meningkat dengan kerja, peningkatan fremitus taktil(menunjukan konsuladisasi), krekels atau mengik pada inspirasi/ekspirasi(gangguan aliran udara), krekels atau mengik menetap, penyimpanan trakeal (area yang mengalami lesi), hemoptisis
7.      Keamanan
Tanda:             Demam mungkin ada(sel besar atau adenokarsinoma), kemerahan, kulit pucat(ketidakseimbangan hormonal, karsinoma sel kecil)
8.      Seksualitas
Tanda:             Dinekomastia(perubahan horman neopplastik, karsinoma sel besar), Amenorea/Impoten(ketidakseimbangan hormonal, karsinoma sel kecil)
9.      Penyuluhan/pembelajaran
Gejala:             Faktor resiko keluarga:kanker atau khususnya paru, tuberculosis,kegagalan untuk membaik.
Pertimbangan Rencana Pemulangan: DRG menunjukkan rerata lama dirawat: 11hari, bantu transportasi, pengobatan, tindakan, perawatan diri pemeliharaan rumah.




6.      Pemeriksaan Penunjang
1)      Sinar x (PA dan lateral), tomografi dada:
Menggambarkan bentuk, ukuran dan lokasi lesi. Dapat menyatakan masa udara pada bagian hilus, efusi pleural, atelektasis, erosi tulang rusuk atau vertebra.
2)      Pemeriksaan sitologi (sputum, pleural, atau nodus limfe) :
Dilakukan untuk mengkajia adanya atau tahap karsinoma.
3)      Bronkoskopi serat-optik :
Memungkinkan visualisasi, pencucian bagian, dan pembersihan sitologi lesi (besarnya karsinoma bronkogenik dapat terlihat)
4)      Mediastinoskopi :
Digunakan untuk tahapan karsinoma.
5)      Scan radioisotope:
Dapat dilakukan pada paru, hati, otak, tulang dan organ lain untuk bukti metastasis.
6)      Tes kulit, jumlah absolute limfosit:
Dapat dilakukan untuk mengevaluasi kopetensi immune (umum pada kanker paru).

DATA FOKUS
Nama klien: Ny.G
Ruangan : UGD
Data subjektif
Data objektif
-          Pasien mengeluh batuk
-          Pasien mengeluh sesak nafas
-          Pasien mengeluh nyeri dada
-          Pasien mengeluh batuk darah
-          Pasien mengatakan berat badan sebelumnya 65 kg kemudian setelah sakit turun menjadi 50 kg
-          Pasien mengeluh sulit untuk menelan
-          Pasien mengatakan termasuk perokok berat dan dapat menghabiskan 5 bungkus per hari.
-          Pasien mengeluh cepat lelah,
-          Pasien mengatakan gelisah
-          Pasien mangatakan demam
-          Pasien mengatakan takut terhadap penyakitnya
-          Pasien mengatakan takut menghadapi operasi
-          Pasien mengatakan badan terasa letih
-          Pasien mengatakan sulit tidur,
-          Pasien mengatakan tidak nafsu makan
-          Pasien mengatakan bingung terhadap penyakit yang dideritanya


-          Pasien terlihat batuk di sertai darah,
-          Pasien terdengar wheezing local unilateral
-          Hasil EKG pasien menunjukkan Aritmia
-          Pasien terdapat sindrom vena kava superior (cubbing Fingger)
-          Hasil foto thorak ditemukan gambaran adenokarsinoma.
-          Pasien terlihat anoreksia,
-          TTD : 100/110 mmHg, BB : 65 kg-50 kg, RR: 30x/menit, S : 39 C,
-           terdapat sputum pada pasien
-          Terlihat turgor kulit kering dan bersisik pada pasien
-          Pasien terlihat perkembangan nafas tidak simetris
-          bunyi nafas pasien krekels,
-          pasien terlihat gelisah
-          pasien banyak bertanya tentang penyakitnya
-          pasien memiliki riwayat keluarga kanker paru,
-          pasien terlihat malaise (kelemahan tubuh )
-           pasien terlihat dispneo,
-          Pasien terlihat ketakutan
-          Secret pasien  kental/ tebal
-          BB pasien turun dari 65-50 kg
-          Hasil pemeriksaan diagnostic :
1)      Hasil pemeriksaan Sinar x (PA dan lateral), tomografi dada: Dapat menyatakan terdapat masa udara pada bagian hilus, efusi pleural, atelektasis, erosi tulang rusuk atau vertebra.
2)      Hasil Pemeriksaan sitologi (sputum, pleural, atau nodus limfe) :terdapat adanya karsinoma.
3)      Hasil pemeriksaan Bronkoskopi serat-optik :
Memungkinkan visualisasi, pencucian bagian, dan pembersihan sitologi lesi (besarnya karsinoma bronkogenik dapat terlihat)
4)      Hasil pemeriksaan Mediastinoskopi : Menunjukan adanya tahapan karsinoma.
5)      Hasil pemeriksaan Scan radioisotope: Dapat dilakukan pada paru untuk mengetahui bukti metastasis.
6)      Hasil pemeriksaan Tes kulit, jumlah absolute limfosit:
untuk mengevaluasi kopetensi immune (umum pada kanker paru).
7)      Hasil AGD menunjukan : pH : 7,37, PO2 : 60, PCO2 : 50, HCO3 : 20,6, Base Exes : -3,7, saturasi oksigen 76%.






Analisa Data
No
Data Focus
Problem
Etiologi
1
DS
-          Pasien mengeluh sesak nafas
-          Pasien mengeluh batuk
-          Pasien mengeluh nyeri dada
-          Pasien mengatakan batuk darah
-          Pasien mengatakan termasuk perokok berat dan dapat menghabiskan 5 bungkus / hari.
-          Pasien mengatakan gelisah

DO
-          pasien terlihat batuk di sertai darah
-          Hasil EKG pasien menunjukkan Aritmia
-          Pasien terdapat sindrom vena kava superior (cubbing Fingger)
-          Hasil foto thorak ditemukan gambaran adenokarsinoma.
-          RR: 30x/menit
-          Pasien terlihat perkembangan nafas tidak simetris
-          bunyi nafas pasien krekels
-          pasien terlihat dispnue
-          Hasil pemeriksaan diagnostic :
1.      Hasil AGD menunjukan : pH : 7,37, PO2 : 60, PCO2 : 50, HCO3 : 20,6, Base Exes : -3,7, saturasi oksigen 76%.
2.      Hasil pemeriksaan Sinar x (PA dan lateral), tomografi dada: Dapat menyatakan terdapat masa udara pada bagian hilus, efusi pleural, atelektasis, erosi tulang rusuk atau vertebra.
bronkogenik dapat terlihat)
3.      Hasil pemeriksaan Mediastinoskopi : Menunjukan adanya tahapan karsinoma.
4.      Hasil pemeriksaan Scan radioisotope: Dapat dilakukan pada paru untuk mengetahui bukti metastasis.

Kerusakan pertukaran gas
Gangguan suplai oksigen
2
DS
-          Pasien mengeluh batuk
-          Pasien mengeluh sesak nafas
-          Pasien mengeluh nyeri dada
-          Pasien mengeluh batuk darah
-          Pasien mengeluh sulit untuk menelan
-          Pasien mengatakan termasuk perokok berat dan dapat menghabiskan 5 bungkus per hari.


DO
-          Pasien terlihat batuk di sertai darah
-          Pasien terdengar wheezing local unilateral
-          Hasil foto thorak ditemukan gambaran adenokarsinoma.
-          RR: 30x/menit
-           terdapat sputum pada pasien
-          Pasien terlihat perkembangan nafas tidak simetris
-          bunyi nafas pasien krekels,
-          pasien terlihat dispneo,
-          Secret pasien  kental/ tebal
-          Hasil pemeriksaan diagnostic :
1.      Hasil pemeriksaan Sinar x (PA dan lateral), tomografi dada: Dapat menyatakan terdapat masa udara pada bagian hilus, efusi pleural, atelektasis, erosi tulang rusuk atau vertebra.
2.      Hasil Pemeriksaan sitologi (sputum, pleural, atau nodus limfe) :terdapat adanya karsinoma.
3.      Hasil pemeriksaan Bronkoskopi serat-optik :
Memungkinkan visualisasi, pencucian bagian, dan pembersihan sitologi lesi (besarnya karsinoma bronkogenik dapat terlihat)
4.      Hasil pemeriksaan Mediastinoskopi : Menunjukan adanya tahapan karsinoma.
5.      Hasil pemeriksaan Scan radioisotope: Dapat dilakukan pada paru untuk mengetahui bukti metastasis.

Bersihan jalan nafas tidak efektif
Peningkatan jumlah/ viskositas sekret
3.
DS
-          Pasien mengeluh sesak nafas
-          Pasien mengeluh nyeri dada
-          Pasien mengeluh sulit untuk menelan
-          Pasien mengatakan gelisah
-          Pasien mengatakan sulit tidur,
DO
-          Pasien terlihat gelisah
-          TD: 100/110mmHg

Nyeri
Tekanan tumor pada sekitar stuktur dan erosi jaringan
4.
DS
-          Pasien mangatakan demam
-          Pasien mengeluh cepat lelah
-          Pasien mengatakan gelisah
-          Pasien mengatakan tidak nafsu makan

DO
-          Suhu tubuh pasien 39 c
-          Terdapat tanda infeksi (demam batuk produktif)
-          BB pasien turun dari 65-50 kg
-          Pasien tampak gelisah

Resiko tinggi penyebaran infeksi
Pertahanan perimer tidak adekuat
5.
DS
-          Pasien mengatakan berat badan sebelumnya 65 kg kemudian setelah sakit turun menjadi 50 kg
-          Pasien mengeluh sulit untuk menelan
-          Pasien mengeluh cepat lelah,
-          Pasien mengatakan gelisah
-          Pasien mengatakan badan terasa letih
-          Pasien mengatakan tidak nafsu makan

DO
-          Pasien terlihat anoreksia,
-          Terlihat turgor kulit kering dan bersisik pada pasien
-          pasien terlihat gelisah
-          pasien terlihat malaise (kelemahan tubuh )
-          BB pasien turun dari 65-50 kg

Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
Kelemahan dan keletihan
6.
DS
-          Pasien mengatakan gelisah
-          Pasien mengatakan takut terhadap penyakitnya
-          Pasien mengatakan takut menghadapi operasi
-          Pasien mengatakan sulit tidur,
-          Pasien mengatakan bingung terhadap penyakit yang dideritanya

DO
-          pasien terlihat gelisah
-          pasien banyak bertanya tentang penyakitnya
-          Pasien terlihat ketakutan

Ketakutan/ anxitas
Ancaman untuk perubahan status kesehatan, takut mati
7
DS
-          Pasien mengatakan gelisah
-          Pasien mengatakan bingung terhadap penyakit yang dideritanya
-          Pasien mengatakan bingung terhadap penyakit yang dideritanya

DO
-          pasien terlihat gelisah
-          pasien banyak bertanya tentang penyakitnya
-          pasien memiliki riwayat keluarga kanker paru,




Kurangnya pengetahuan mengenai kondisi dan tindakan
Tidak mengenal informasi atau  sumber






Diagnosa Keperawatan Dan Prioritas

1.         Kerusakan pertukaran gas berhubungan denganGangguan suplai oksigen,ditandai dengan :
Data subjektif :
-          Pasien mengeluh sesak nafas
-          Pasien mengeluh batuk
-          Pasien mengeluh nyeri dada
-          Pasien mengatakan batuk darah
-          Pasien mengatakan termasuk perokok berat dan dapat menghabiskan 5 bungkus / hari.
-          Pasien mengatakan gelisah
Data objektif :
-          pasien terlihat batuk di sertai darah
-          Hasil EKG pasien menunjukkan Aritmia
-          Pasien terdapat sindrom vena kava superior (cubbing Fingger)
-          Hasil foto thorak ditemukan gambaran adenokarsinoma.
-          RR: 30x/menit
-          Pasien terlihat perkembangan nafas tidak simetris
-          bunyi nafas pasien krekels
-          pasien terlihat dispnue
-          Hasil pemeriksaan diagnostic :
1)      Hasil AGD menunjukan : pH : 7,37, PO2 : 60, PCO2 : 50, HCO3 : 20,6, Base Exes : -3,7, saturasi oksigen 76%.
2)      Hasil pemeriksaan Sinar x (PA dan lateral), tomografi dada: Dapat menyatakan terdapat masa udara pada bagian hilus, efusi pleural, atelektasis, erosi tulang rusuk atau vertebrabronkogenik dapat terlihat)
3)      Hasil pemeriksaan Mediastinoskopi : Menunjukan adanya tahapan karsinoma.
4)      Hasil pemeriksaan Scan radioisotope: Dapat dilakukan pada paru untuk mengetahui bukti metastasis.

2.      Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan Peningkatan jumlah/viskositas sekret, ditandai dengan:

Data subjektif
-          Pasien mengeluh batuk
-          Pasien mengeluh sesak nafas
-          Pasien mengeluh nyeri dada
-          Pasien mengeluh batuk darah
-          Pasien mengeluh sulit untuk menelan
-          Pasien mengatakan termasuk perokok berat dan dapat menghabiskan 5 bungkus per hari.
Data objektif
-          Pasien terlihat batuk di sertai darah
-          Pasien terdengar wheezing local unilateral
-          Hasil foto thorak ditemukan gambaran adenokarsinoma.
-          RR: 30x/menit
-           terdapat sputum pada pasien
-          Pasien terlihat perkembangan nafas tidak simetris
-          bunyi nafas pasien krekels,
-          pasien terlihat dispneo,
-          Secret pasien  kental/ tebal
-          Hasil pemeriksaan diagnostic :
1)      Hasil pemeriksaan Sinar x (PA dan lateral), tomografi dada: Dapat menyatakan terdapat masa udara pada bagian hilus, efusi pleural, atelektasis, erosi tulang rusuk atau vertebra.
2)      Hasil Pemeriksaan sitologi (sputum, pleural, atau nodus limfe) :terdapat adanya karsinoma.
3)      Hasil pemeriksaan Bronkoskopi serat-optik :Memungkinkan visualisasi, pencucian bagian, dan pembersihan sitologi lesi (besarnya karsinoma bronkogenik dapat terlihat)
4)      Hasil pemeriksaan Mediastinoskopi : Menunjukan adanya tahapan karsinoma.
5)      Hasil pemeriksaan Scan radioisotope: Dapat dilakukan pada paru untuk mengetahui bukti metastasis.

3.      Nyeri berhubungan dengan Tekanan tumor pada sekitar stuktur dan erosi jaringan, ditandai dengan:

Data subjektif
-          Pasien mengeluh sesak nafas
-          Pasien mengeluh nyeri dada
-          Pasien mengeluh sulit untuk menelan
-          Pasien mengatakan gelisah
-          Pasien mengatakan sulit tidur,

Data objektif
-          Pasien terlihat gelisah
-          TD: 100/110mmHg

4.      Resiko tinggi penyebaran infeksi berhubungan dengan Pertahanan perimer tidak adekuat, ditandai dengan:

Data subjektif
-           Pasien mangatakan demam
-          Pasien mengeluh cepat lelah
-          Pasien mengatakan gelisah
-          Pasien mengatakan tidak nafsu makan
Data objektif
-          Suhu tubuh pasien 39 c
-          Terdapat tanda infeksi (demam batuk produktif)
-          BB pasien turun dari 65-50 kg
-          Pasien tampak gelisah

5.      Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan Kelemahan dan keletihan, ditandai dengan:

Data subjektif
-          Pasien mengatakan berat badan sebelumnya 65 kg kemudian setelah sakit turun menjadi 50 kg
-          Pasien mengeluh sulit untuk menelan
-          Pasien mengeluh cepat lelah,
-          Pasien mengatakan gelisah
-          Pasien mengatakan badan terasa letih
-          Pasien mengatakan tidak nafsu makan

Data objektif
-          Pasien terlihat anoreksia,
-          Terlihat turgor kulit kering dan bersisik pada pasien
-          pasien terlihat gelisah
-          pasien terlihat malaise (kelemahan tubuh )
-          BB pasien turun dari 65-50 kg           

6.      Ketakutan/ anxitas berhubungan dengan Ancaman untuk perubahan status kesehatan, takut mati, ditandai dengan :

Data subjektif
-          Pasien mengatakan gelisah
-          Pasien mengatakan takut terhadap penyakitnya
-          Pasien mengatakan takut menghadapi operasi
-          Pasien mengatakan sulit tidur,
-          Pasien mengatakan bingung terhadap penyakit yang dideritanya
Data objektif
-          pasien terlihat gelisah
-          pasien banyak bertanya tentang penyakitnya
-          Pasien terlihat ketakutan

7.      Kurangnya pengetahuan mengenai kondisi dan tindakan berhubungan dengan Tidak mengenal informasi atau  sumber, ditandai dengan:

Data subjek:

-          Pasien mengatakan gelisah
-          Pasien mengatakan bingung terhadap penyakit yang dideritanya
-          Pasien mengatakan bingung terhadap penyakit yang dideritanya

Data objek

-          pasien terlihat gelisah
-          pasien banyak bertanya tentang penyakitnya
-          pasien memiliki riwayat keluarga kanker paru,


Intervensi
Tanggal
Tujuan dan Kriteria Hasil
Intervensi Keperawatan
7/03/2012

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam, diharpkan masalah kerusakan pertukaran gas jalan nafas dapat teratasi, dengan kriteria hasil :
·         Batuk mulai berkurang
·         Sesak mulai berkurang
·         Respirasi rate 18-24 x/menit
·         Saturasi oksigen 95-100%
·         Hasil foto thorax menunjukan tidak ada kongesti
·         Nyeri dada berkurang
·         Pasien merasa tenang dan tidak gelisah
·         Hasil EKG normal
·         Perkembangan nafas pasien simetris
·         Hasil pemeriksaan AGD normal
Mandiri :
1.      Catat frekuensi, kedalaman dan kemudahan pernapasan. Observasi penggunaan otot bantu, napas bibir, perubahan kulit/membrane mukosa mis, pucat sianosis.
Rasional : Pernapasan meningkatan sebagai akibat nyeri atau sebagai mekanisme kompensasi awal terhadap hilangnya jaringan paru. Namun, peningkatan kerja nafas sianosi dapat menunjukkan peningkatan konsumsi oksigen dan kebutuhan energy dan/atau penurunan cadangan pernapasan,mis, pasien lansia atau PPOM.

2.      Auskultasi paru untuk gerakan udara dan bunyi napas taknormal.
Rasional : Konsolidasi dan kurangnya gerakan udara pada sisi yang dioperasi normal pada pasien pneumonektomi. Namun, pasien lubektomi harus menunjukkan aliran udara normal pada lobus yang masih ada.

3.      Pertahankan kepatenan jalan napas pasien dengan memberikan posisi,penghisap, dan penggunaan alat.
Rasional : Obstruksi jalan napas mempengaruhi venilasi, mengganggu gas ( rujuk DK: bersihan jalan napas, Takefektif)

4.      Ubah posisi dengan sering, letakkan pasien pada posisi duduk juga posisi telentang sampai posisi miring.
Rasional : Memaksimalkan ekspensi paru dan drainase secret.

5.      Dorong/bantu dengan latihan napas dalam dan napas bibir dengan tepat.
Rasional : Meningkatkan ventilasi maksimal dan oksigenasi dan menurunkan/mencegah atelektasis.
6.      Pertahankan kepatenan system drainase dada untuk lubektomi, pasien reseksi segmen.
Rasional : Mengalirkan cairan dari rongga pleura untuk meningkatkan ekspansi segmen paru yang masih ada.

7.      Kaji respon pasien terhadap aktivitas. Sorong periode istirahat/batasi aktivitas sesuai toleransi pasien.
Rasional : Peningkatan konsumsi kebutuhan oksigen dan stress pembedahan dapat mengakibatkan peningkatan dispnea dan perubahan tanda vital karena aktivitas. Mobilisasi dini

Kolaborasi
1.      Berikan oksigen tambahan, melalui nasal kanul, masker parsial, atau masker dengan humidifikasi tinggi sesuai indikasi.
Rasional : memaksimalkan sediaan oksigen, khususnya bila ventilasi menurun depresi anestesi atau nyeri, juga selama periode kompensasi fisiologi sirkulasi terhadap unit fungsional alveolar

2.      Bantu dengan/dorong penggunaan spirometri insentif atau tiupan botol
Rasional : menurunkan atelrktasis dan meningkatkan ekspansi jalan napas kecil.

3.      Awasi/buat gambaran GDA, nadi oksimetri. Catat kadar Hb
Rasional : Penurunan PaO2 atau peningkatan PaCo2 dapat menunjukkan kebutuhan untuk dukungan ventilasi. Kehilangan darah bermakna dapat mengakibatkan penurunan kapasitas pembawa-oksigen, menurunkan PaO2.
7/03/2012

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam, diharpkan  jalan nafas menjadi efektif, dengan kriteria hasil :
·         Pasien bernafas spontan
·         Jalan nafas bersih
·         Suara nafas vesikuler
·         Batuk mulai berkurang
·         Sesak mulai berkurang
·         RR: 28x/menit
                                                  

Mandiri
1.      Auskultasi dada untuk karakter bunyi napas dan adanya secret.
Rasional : Pernapasan bising,ronki, dan mengik menunjukkan tertahannya secret dan/atau obstruksi jalan napas.

2.      Bantu pasien dengan/instruksikan untuk napas dalam efektif dan batuk dengan posisi duduk tinggi dan menekan daerah insinsi.
Rasional : Posisi duduk memungkinkan ekspansi paru maksimal dan penekanan menguatkan upaya batuk untuk memobilisasi dan membuang secret. Penekanan dilakukan perawat

3.      Observasi jumlah dan karakter sputum/aspirasi secret. Selidiki perubahan indikasi.
Rasional : Peningkatan jumlah secret takberwarna (atau bercak darah)/berair awalnya normal dan harus menurun sesuai k.emajuan penyembuhan.

4.      Dorong masukan cairan per oral ( sedikitnya 2500ml/hari) dalam toleransi jantung.
Rasional : hidrasi adekuat untuk mempertahankan secret hilang/peningkatan pengeluaran.

5.      Kaji nyeri/ketidaknyamanan dan obati dengan dosis rutin dan lakukan latihan pernapasan.
Rasional : Mendorong pasien untuk bergerak, batuk lebih efektif dan napas lebih dalam untuk mencegah kegagalan pernapasan
Kolaborasi
1.      Gunakan oksigen humidifikasi atau nebulizer ultrasonic, berikan cairan tambahan melalui IV sesuai indikasi.
Rasional : memberikan hidrasi maksimal membantu penghilangan/pengenceran secret untuk mencegah pengeluaran Gangguan masukan oral memerlukan tambahan melalui IV untuk mempertahankan hidrasi.

2.      Berikan/bantu dengan IPBB, spirometri, insentif, meniup botol, drainase postural/perkusi sesuai indikasi.
Rasional : Memperbaiki ekspansi paru/ventilasi dan memudahkan pembuangan secret.
7/03/2012
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam, diharapkan Nyeri yang dirasakan pasien berkuran, denga kriteria hasil:
-          nyeri dada pasien berkurang
-          Pasien mudah menelan
-          Pasien sudah tidak gelisah
-          Pasien dapat tidur dengan nyenyak
Mandiri
1.      Tanyakan pasien tentang nyeri. Tentukan karakteristik nyeri, mis terus menerus, sakit, menusuk, terbakar. Buat rentang intensitas pada skala 0-10
Rasional : membantu dalam evaluasi gejala nyeri karena kanker, yang dapat melibatkan visera,saraf, atau jaringan tulang.

2.      Kaji pernyataan verbal dan non-verbal nyeri pasien.
Rasional : ketidaksesuaian antara petunjuk verbal/non-verbal dapat memberikan petunjuk derajat nyeri, kebutuhan/keefektifitasan intervensi.

3.      Dorong menyatakan perasaan tentang nyeri.
Rasional : Takut/masalah dapat meningkat tegangan otot dan menurunkan ambang persepsi nyeri.
Kolaborasi
1.      Berikan analgesic rutin sesuai indikasi, khususnya 45-60 menit sebelum tindakan napas dalam/latihan batuk. Bantu dengan PCA atau analgestik melalui lateter epidural.
Rasional : Mempertahankan kader obat lebih konstan menghindari ‘puncak’ periode nyeri, alat dalam penyembuhan otot, dan memperbaiki fungsi pernapasan dan kenyamanan/koping emosi.
7/03/2012
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam, diharapkan masalah penyebaran infeksi teratasi, dengan kriteria hasil:
·         Pasien tidak demam
·         Pasien tidak gelisah
·         Suhu 36 c
·         Pasien nafsu makan
·         Hasil lab normal

Mandiri
1.      Kaji patologi penyakit dan potensial penyebaran infeksi melalui droplet udara selama batuk, bersin, meludah, berbicra, tertawa, menyanyi.
Rasional :membantu pasien menyadari/menerima perlunya mematuhi program pengobatan untuk mencegah pengaktifan berulang/ komplikasi. Pemahaman bagaiman penyakit disebarkan dan kesadaran kemungkinan transmisi membantu pasien/ orang terdekat untuk mengambil langkah untuk mencegah infeksi keorang lain.

2.      Identifikasi orang lain yang beresiko, contoh anggota rumah, sahabat karib/ teman
Rasional : orang –orang ini perlu program terapi obat untuk mencegah penyebaran terjadinya infeksi.

3.      Anjurkan pasien untuk batuk/ bersin dan mengeluarkan pada tissue dan menghindari meludah.
Rasional : perilaku yang di perlukan untuk mencegah penyebaran infeksi

4.      Kaji tindakan control infeksi sementara, contoh masker atau isolasi pernafasan
Rasional : dapat membantu menurunkan rasa terisolasi pasien dan membuang stigma social sehubungan dengan penyakit menular.

5.      Awasi suhu sesuai indikasi
Rasional : reaksi demam indikastor adanya infeksi lanjut

6.      Tekankan pentingnya tidak menghentikan terapi obat
Rasional : priode singkat berakhir 2-3 hari setelah kemoterapi awal, tetapi pada adanya rongga atau penyakit luas sedang, risiko penyebaran infeksi dapat berlanjut sampai 3 bulan.

7.      Kaji pentingnya mengikuti dan kultur ulang secara priodik terhadap sputum untuk lamanya terapi
Rasional: alat dan pengawasan efek dan keefektifan obat dan respon pasien terhadap terapi.

Kolaborasi
1.      Berikan agent antiinfeksi sesuai indikasi
Rasional : kombinasi agent antiinfeksi di gunakan, contoh 2 obat perimer atau satu perimer tambahan 1 dan oabat sekunder.

2.      Awasi pemeriksaan laboratorium,contoh hasil usap sputum
Rasional : paeien yang mengalami 3 usapam negative (memerlukan 3-5 bulan), perlu menaati program obat, dan asimtomatik akan diklasifikasikan tidak menyebar.
7/03/2012
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam, diharapkan masalah Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh dapat teratasi, dengan kriteria hasil:
·         Berat badan pasien naik
·         Pasien dapat menelan dengan baik
·         Pasien sudah tidak cepat lelah
·         Pasien tidak gelisah
·         Pasien nafsu makan dan porsi makan pasien habis

Mandiri
1.      Catat status nutrisi pasien pada penerimaan,catat turgor kulit, berat badan dan derajat kekurangan berat badan,in tegritas mukosa oral, kemampuan/ketidakmampuan menelan,adanya tonus usus,riwayat mual/muntah atau diare
Rasional: berguna dalam mendefinisikan derajat/luasnya masalah dan pilihan intervensi yang tepat.
2.      Pastikan pola diet biasa pasien,yang di sukai/tak disukai
Rasonal: membantu dalam mengidentifikasi kebutuhan/ kekuatan khusus. Pertimbangan keinginan individu dapat memperbaiki masukan diet
3.      Awasi masukan/pengeluaran dan berat badan secara periodic
Rasional : berguna dalam mengukur keefektifan nutrisi dan dukungan cairan.
4.      Selidiki anoreksia,mual,dan muntah dan catat kemungkinan hubungan dengan obat.awasi frekuensi,volume,konsistensi feses.
Rasional : dapat mempengaruhi pilihan diet dan mengidentifikasi area pemecahan masalah untuk meningkatkan pemasukan/ penggunaan nutrient.
5.      Dorongdan berikan periode istirahat sering.
Rasional membantu menghemat energy khususnya bila kebutuhan metabolic mengkat saat demam.
6.      Berikan perawatan mulut sebelum dan sesudah tindakan pernafasan
Rasional : menurunkan rasa tak enak karena sisa sputum atau obat untuk pengobatan respirasi yang merangsang pusat muntah.
7.      Dorong makan sedikit dan sering dengan makanan tinggi protein dan karboohidrat
Rasional : memaksimalkan masukan nutrisi tanpa kelemahan yang tak perlu/ kebutuhan energy dari makan makanan banyak dan menurunkan iritasi gester

Kolaborasi
1.      Rujuk keahli diet untuk menentukan komposisi diet
Rasional : member bantuan untuk perencanaan diet dengan nutria adekuat untuk kebutuhan  metabolic dan diet.
2.      Awasi pemeriksaan laboratorium, contoh : BUN, protein serum, dan albumin
Rasional : nilai rendah menunjukan lamnutrisi dan menunjukan kebutuhan intervensi/ perubahan program terapi

7/03/2012
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam, diharapkan masalah kurangnya pengetahuan pasien dapat teratasi, dengan kriteria hasil:
·         Pasien tidak gelisah gelisah
·         Pasien pasien sudah tidak bingung terhadap penyakit yang diderita
·         Pasien sudah tidak banyak bertanya kepada perawat


Mandiri
1.      Evaluasi tingkat pemahaman pasien/ orang terdekat tentang diagnose
Rasional : pasien dan orang terdekat mendengar dan mengasimilasi informasi baru yang meliputi perubahan ada gambaran diri dan pola hidup. Pemahaman persepsi ini melibatkan susunan tekanan perawatan individu dan memberikan informasi yang perlu untuk memilih intervensi yang tepat.
2.      Akui rasa takut/ masalah pasien dan dorong mengekspresikan perasaan
Rasional : dukungan memampukan pasien mulai membuka/ menerima kenyataan kanker dan pengobatannya pasien mungkin perku waktu untuk mengidentifikasi perasaan dan meskipun lebih banyak waktu untuk mulai mengekspresikannya.
3.      Berikan kesempatan untuk bertanya dan jawab dengan jujur. Yakinka bahwa pasien dan pemberi perawatan mempunyai pemahaman yang sama.
Rasional : membuat kepercayaan dan menurunkan kesalahan persepsi/ salah interpretasi terhadap informasi
4.      Terima penyangkalan pasien tetapi jangan dikuatkan
Rasional : bila penyangkalan ekstream atau ansietas mempengaruhi kemajuan penyembuhan, menghadapi isu pasien perlu dijelaskan dan membuka cara penyelesaiannya,
5.      Catat komentar/ perilaku yang menunjukan menerima dan/ menggunakan strategi efektif menerima situasi
Rasional : takut/ ansietas menurun. Pasien mulai menerima/ secara positif dengan kenyataan.
07/03/2012
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam, diharapkan masalah ketakutan dapat teratasi, dengan kriteria hasil:
·         Pasien tidak merasa gelisah
·         Pasien sudah tidak takut terhadap penyakitnya
·         Pasien sudah tidak takut untuk menghadapi operasi
·         Pasien sudah bias tidur dengan tenang,

Mandiri
1.      Diskusikan diagnose, recana/ terapi saat ini dan hasil yang diharapkan
Rasional:memberikan informasi khusus individu, membuat pengetahuan untuk belajar lebih lanjut tentang manajemen di rumah.
2.      Identivikasi tanda dan gejala yang memerlukan evaluasi medis
Rasional : deteksi dini dan intervensi tepat waktu dapat mencegah komplikasi
3.      Bantu pasien menentukan toleransi aktivitas dan menyusun tujuan
Rasional : kelemahan dan kelelahan harus kecil sesuai dengan penyembuhan dan perbaikan fungsi paru selama priode penyembuhan, khususnya bila kanker sudah di angkat
4.      Sokong insisi dengan plester steril sesuai kebutuhan bila jahitan di angkat
Rasional: alat untuk mempertahankan tepi jahitan dan meningkatkan penyembuhan

Evaluasi
S.O.A.P
Tanggal
Masalah
S.O.A.P
Paraf & Nama jelas
18/03/2012

1
S =
-          Pasien mengeluh masih sesak nafas
-          Pasien mengeluh batuk
-          Pasien masih mengeluh nyeri dada
-          Pasien mengeluh batuk darah

O=
-          pasien terlihat batuk di sertai darah
-          Hasil EKG pasien menunjukkan Aritmia
-          Pasien terdapat sindrom vena kava superior (cubbing Fingger)
-          Hasil foto thorak ditemukan gambaran adenokarsinoma.
-          RR: 30x/menit
-          Pasien masih terlihat perkembangan nafas tidak simetris
-          bunyi nafas pasien krekels
-          pasien terlihat dispnue
-          Hasil pemeriksaan AGD belum normal
-          Hasil pemeriksaan diagnostic :
1.      Hasil pemeriksaan Sinar x (PA dan lateral), tomografi dada: Dapat menyatakan terdapat masa udara pada bagian hilus, efusi pleural, atelektasis, erosi tulang rusuk atau vertebra.
bronkogenik dapat terlihat)
2.      Hasil pemeriksaan Mediastinoskopi : Menunjukan adanya tahapan karsinoma.
3.      Hasil pemeriksaan Scan radioisotope: Dapat dilakukan pada paru untuk mengetahui bukti metastasis.
A = Masalah belum teratasi
P = Tindakan keperawatan dilanjutkan dari 1 sampai 7

10/03/2012
2
S =
-          Pasien masih mengeluh batuk
-          Pasien masih mengeluh sesak nafas
-          Pasien masih mengeluh nyeri dada
-          Pasien masih mengeluh batuk darah
-          Pasien mengeluh sulit untuk menelan
-   Pasien mengatakan sulit utuk berhenti merokok

O=
-          Pasien terlihat batuk di sertai darah
-          Pasien terdengar wheezing local unilateral
-          Hasil foto thorak ditemukan gambaran adenokarsinoma.
-          RR: 30x/menit
-           terdapat sputum pada pasien
-          Pasien terlihat perkembangan nafas tidak simetris
-          bunyi nafas pasien krekels,
-          pasien terlihat dispneo,
-          Secret pasien  kental/ tebal
-          Hasil pemeriksaan diagnostic :
1.      Hasil pemeriksaan Sinar x (PA dan lateral), tomografi dada: Dapat menyatakan terdapat masa udara pada bagian hilus, efusi pleural, atelektasis, erosi tulang rusuk atau vertebra.
2.      Hasil Pemeriksaan sitologi (sputum, pleural, atau nodus limfe) :terdapat adanya karsinoma.
3.      Hasil pemeriksaan Bronkoskopi serat-optik :
Memungkinkan visualisasi, pencucian bagian, dan pembersihan sitologi lesi (besarnya karsinoma bronkogenik dapat terlihat)
4.      Hasil pemeriksaan Mediastinoskopi : Menunjukan adanya tahapan karsinoma.
5.      Hasil pemeriksaan Scan radioisotope: Dapat dilakukan pada paru untuk mengetahui bukti metastasis.
A = Masalah belum teratsi
P = tindakan keperawatan dilanjutkan 1 sampai 5


18/03/2012
3
S=
-          Pasien mengeluh sesak nafas
-          Pasien mengeluh nyeri dada
-          Pasien mengeluh sulit untuk menelan
-          Pasien mengatakan gelisah
-          Pasien mengatakan sulit tidur,
O=
-          Pasien terlihat gelisah
-          TD: 100/110mmHg
A= Masalah belum teratasi
P= tindakan keperawatan di lanjutkan 1 sampai 3


18/03/2012
4
S=
-          Pasien mengatakan sudah tidak cepat lelah
-          Pasien mengatakan sudah tenang dan tidak gelisah
-          Pasien mengatakan nafsu makan meningkat
O=
-          Suhu tubuh pasien 36,5 c
-          Tidak terdapat tanda infeksi pada pasien
-          BB pasien naik 2 kg
A= Masalah teratasi
P=Intervensi dihentikan

9/03/2012
5
S=
-          Pasien mengatakan nasu makan meningkat
-          Pasien mengatakan berat badannya naik 2 kg
-          Pasien mengatakan sudah tidak merasakan kesulitan untuk menelan
-          Pasien mengatakan sudah tidak gelisah

DO
-          Porsi makan pasien habis
-          Pasien tsudah tidak terlihat anoreksia,
-          Terlihat turgor kulit pasien lembap
-          Pasien tampak segar
-          BB pasien naik 2 kg
A= Masalah teratasi
P= Intervensi dihentikan


10/03/2012
6
S=
-          Pasien mengatakan sudah tidak gelisah
-          Pasien mengatakan sudah tidak takut terhadap penyakitnya
-          Pasien mengatakan sudah siap untuk menghadapi operasi
-          Pasien mengatakan sudah dapat tidur dengan nyenyak
-          Pasien mengatakan sudah mengerti tentang penyakit yang dideritanya
O=
-          pasien terlihat lebih segar
-          pasien sudah tidak banyak bertanya dengan perawat
-          Pasien terlihat nyaman
A= Masalah teratasi
P=Intervensi dihentikan

18/03/2012
7
S=
-          Pasien Mengatakan  sudah lebih nyaman
-          Pasien mengatakan sudah mengerti tentang penyakit yang diderita
O=
-          pasien terlihat tampak segar
-          pasien sudah tidak banyak bertanya dengan perawat tentang penyakitnya
A=Masalah teratasi
P=Intervensi dihentikan














                                                            BAB IV
                                                            PENUTUP

KESIMPULAN
Kanker adalah suatu pertumbuhan sel sel abnormal yang cenderung menginvasi jaringan di sekitarnya  dan menyebar ke tempat-tempat jauh
Kanker paru merupakan keganasan pada jaringan paru (Price, Patofisiologi, 1995).
Kanker paru merupakan abnormalitas dari sel – sel yang mengalami proliferasi dalam paru (Underwood, Patologi, 2000).
Kanker paru-paru adalah pertumbuhan sel kanker yang tidak terkendali dalm jaringan paru-paru dapat disebabkan oleh sejumlah karsinogen, lingkungan, terutama asap rokok.
( Suryo, 2010)

DAFTAR PUSTAKA
1.      Doenges, moorhouse & murr (2006). Nursing care plan guidelines for individualizing client care across the life span. Philadelphia : FA Davis co
2.      www.scrib.com / askep-ca-paru



2 komentar:

  1. terimakasih informasinya, lengkap dan membantu sekali

    http://acemaxsshop.com/obat-tradisional-kanker-prostat/

    BalasHapus
  2. Youtube - Videosl.cc
    youtube. youtube. youtube. youtube. youtube. youtube. youtube. youtube. youtube. youtube. youtube. youtube to mp3 youtube. youtube. youtube. youtube. youtube. youtube. youtube. youtube. youtube. youtube. youtube. youtube. youtube. youtube. youtube. youtube. youtube. youtube. youtube.

    BalasHapus